Friday, September 6, 2013

Gerbang Negri Kedua

Saat petir ptama menggelegar, saat itulah pecah awan, dan terbukalah gerbang Negri Kedua. Negri yang hanya bisa terlihat saat hujan.

Negri ini pun blm begitu lama ditemukan gerbangnya. Seorang penemu aspal tak sengaja juga menemukan gerbang Negeri Kedua ini.

Kau ingin melihatnya? saat hujan, keluarlah, berdiri di jalan. dan kau akan takjub dengan apa yang kau lihat. Aku pun takjub saat pertama melihatnya

Saturday, August 10, 2013

Air pada umumnya

aku tidak di permukaan

aku juga tidak di dasar

aku air pada umumnya

kadang menyentuh permukaan

kadang menjejak di dasar

namun terombang arus air lah kebiasaan

tangan menggapai permukaan

kaki enggan beranjak

gaun ku makin melayang-layangkan ku

mataku terbuka perih

nafasku gelembung lemah

detak jantung di redam arus

gaunku semakin pudar

suaraku makin sayup

kulitku semakin pucat

Tuesday, January 3, 2012

Hujan windu pertama

hujan kali ini tak hanya membasahi kemarau musim ini, beberapa lapis musim kemarau yang lalu pun ikut merasakan basah alirannya. Tidak seperti daratan bertanah keras, pulau berpasir ini meruangkan celah sampai ke 7 lapisan.

belum lewat 10 menit, semua permukaan benda bumi tak mau melewatkan hujan pertama dalam sewindu. Meresap sesak sampai haru, dinginnya merajam tajam hangus dan menyipakkan debu sehalus roh.

runtun tetesan nya besar-besar dan kokoh, dan tak juga kurangi saturasi kelam kabut dan awan yang menggantung, bahkan seakan bumi menghisap kelabunya dengan lidah menjulur dahaga luarbiasa.

mulai berbaris-baris alur kecil dan terus membesar lebar di atas pasir yang mengelompok dan teralur aliran. sebagian pasir kadang terhentak-hentak bagai gelombang penunjuk berkas nada. yang entah pasir yang sama yang akan terhentak lagi.

semak mulai riang dan berdansa chacha yang tawanya teredam orkestra hujan tak terbendung. semak yang lebih tinggi hanya ikut bak petinggi bijak yang hanya senyum kulum dan angguk wibawa... walau aku tau hatinya riang tak terkira diantara syukur dari doa beribu malam.


Saturday, April 16, 2011

Cerita Pria Pendrama, masih dari oasis

Masih di oasis yang sama... dan aku masih jujur dalam kata-kataku

dan ku belum juga mengumpulkan dinar yang cukup untuk gelas berbentuk mawar itu

Dan disinilah aku bersama 30an pria lainnya duduk di ambal

di dalam sebuah tenta pertunjukan sastra, yang 3 hari lalu baru tiba dari syiria

Seorang pria tampan yang sangat menarik laku dan ucapnya

membawakan sandiwara tentang petualangan

yang mungkin saja dari petualangan sendiri, atau juga dari teman-teman sekerjanya

Malam pertama: kisah pengemis yang kocak dan kucing peliharaannya

Malam kedua : kisah musim yang tak juga menggoyahkan hati seorang wanita penanti kekasih

Malam ketiga : Kisah penyair yang kehilangan kata-kata saat bertemu wanita pujaannya, dan dia memilih berbohong dan menceritakan pengalaman palsu nya.

Sepanjang drama di kisah ketiga ini, aku lekat memandang matanya

mencari sebuah klu. Sampai saat ini dia masih mementaskan drama

Kita tunggu akhirnya, hai kawan

Saturday, March 26, 2011

Pelajaran Mematung

Saat sesi mematung dengan tanah liat, paling parah, karna pasti setelahnya jariku akan keriput dan kering. Tapi ga mungkin absen, Auby juga pemandangan yang tidak bisa dilewatkan.

Minggu lalu dia membuat seisi kelas senyum-senyum dengan "In Love Couple" nya. Kok bisssa ya dia. Jari-jari nya bak pemain sitar, pesulap, atau apalah.

Dan tegurannya minggu lalu pada patung Mickey 'n Minnie ku, membuat ku semangat utk datang lagi hari ini: "kalau patung sudah mengeras, ngga ada gunanya kamu tempel tambah lagi, basahkan lagi dengan air, kalau perlu lumatkan lagi, percuma"

-hari ini-
Jam 2 dini hari tadi, otak ku masih very turn on, utk karakter hari ini. Kalo superman, gimana buat wing nya?, kalo Mong the Dog? Ya, sepertinya mudah.

-Jam ini-
Auby sepertinya sudah siap dgn patung Three Musketeer yang pertama. Sementara, bulat nya badan badan si Mong the Dog yang sial ini blm juga licin. Kuperhatikan jari-jarinya, mudah saja mengelus-elus tanah liat itu. Brrr... Geleng-geleng aku untuk menghempas imajinasi, ngimpi jadi tanah yang di elus-elus Auby. Hahahaha...

-detik ini-
Dia berbisik di telingaku : "if you're making an art, you must be very fragile or be very confidence"

Gelas berbentuk mawar di toko souvenir, di sebuah oasis.

Selama beberapa kali berjalan melewati gurun, biasanya aku selalu menjalani gurun sampai di ujungnya. Kali ini, ingin sekali rasanya berhenti di sebuah oasis. Mungkin aku sudah renta. Atau oasis ini yang mulai kelihatan menggoda.

Dan, aku singgah, berkelilling di pasar kecil yang ternyata semenarik ini. Aku menyentuh beberapa barang. Berdesir darah ku membayangkan, kalau saja aku punya dinar lebih untuk membeli beberapa barang yang selain berguna dan indah pula rupa nya.

Kucoba bertanya pada penjualnya yang berjambang dan tentunya bejubah panjang. Ternyata memang mahal, dan kurasa pun, tak akan sanggup merawatnya. Ada cawan yang bentuknya seperti bunga mawar, tentu indah bila di pajang.

Dan, mungkin ini beruntung namanya, ada sebuah penginapan yang di lantai bawahnya setiap saat bulan gelap, mempertontonkan drama boneka. Harga penginapannya murah, dan susunya pun segar. Sudah 3 hari aku tinggal disini, dan selalu melewati tenda penjual gelas yang sama. Saat aku melirik, untung dia tak menyadari.

Mungkin aku akan tinggal beberapa hari lagi, mencoba mencari pekerjaan, aku ingin membeli gelas bentuk mawar itu.

Friday, September 3, 2010

I wanna be

I wanna be nice a person
So you can introduce me to your friend

I wanna look pretty
So you can put me next to you

I wanna be clean and smell good
So you can hug me comfortly

I wanna be clever
So you trust your children on me

I wanna be famous
So you feel honour be next to me

I wanna cook
So you see my face at meal time

I wanna be polite
So you trust your heart on me

I wanna love you
Because it's my destiny