Monday, February 26, 2007

Lhok Nga




Berdarmawisata ke Lhok Nga

Pada hari sabtu sore, aku dan seorang teman ku (sebut saja Rosa)
berdarmawisata ke Pantai Lhok Nga, pantai atau laut ya? ah ngga
penting. Yang penting, lautnya bagus, pantainya bagus, kelapanya
bagus. Sebentar lagi sunset. Tujuan utama adalah desa Lhoong,
berselang 2 jam dari kota Banda aceh kalau aku yang bawa motor,
kalau Rosa, mungkin 1.30 Jam.

Aku berjenis expresionis dan cenderung exibitionist, begitu view
lautnya terlihat, aku SCREAMIIIING !!! Mawar berjenis Cautius,
dia berpikir, "what it is all about? Sea? Beach? both? Why I can't
see somethin' special? ooo you mean those wave? those wiped our
homes, environment two years ago"

Sepi, di timeline yang sama di tempat lain, pastilah sangat ramai.
Jalan raya dekat dengan garis pantai, kaki ku gatal ingin di basahi.
Sudah lama, 6 bulan, tak menyentuh laut. Secara ya, aku besar
dilaut makanya item kaya gini (alasan... alasan...). Waktu kecil
keluargaku sering piknik ke pantai, hampir tiap minggu. Kulit
wajahku selalu mengelupas sepulangnya. Kulit badan sesekali,
kalau aku sesekali lebih lama berada di air, dan kalau sesekali
matahari lebih panas dari biasa. Begitu terus sampai aku kelas
5 SD. Sekarang aku baru bertanya-tanya, kenapa ayah ku selalu
mengajak kami ke pantai, apa yang dilihatnya disana? apa yang
dipikirkannya disana? apakah sama dengan yang aku rasakan?
apakah sama dengan kekagumanku?

Setelah pindah ke komplek rumah yang baru, Kami memang tidak tiap
minggu lagi bisa pergi ke pantai, tapi karena sekolah ku masih dekat-
dekat laut, aku masih sering ke laut sampai aku tamat SMU. Ke laut,
saat-saat menyenangkan, aku ngga punya kesan pasti tentang
menyenangkan yang bagaimana, tapi aku tau, itu sangat menyenangkan.

Sejak kuliah, aku tinggal jauh dari rumah, tidak pernah ke pantai lagi.
Tapi, baru kusadari aku tinggal dengan banyak komponen laut di
kamarku. 4 thn lalu, aku di hadiahi macam-macam kerang dalam kotak
plastik transparan berbentuk hati. setahun lalu, waktu dinner ultah di
Steam Restorant dengan Edu, aku bawa pulang shell dan kujadiin
hiasan di atas TV. 7 bln lalu, aku di bawain pasir dari Lhok nga sama
temen ku, karena dia tau gimana kesalnya aku waktu kami lupa bawa
pasir waktu di Nusa Dua April tahun lalu. Pasir itu sekarang ku taruh
didalam 2 gelas kecil mungil nan lucu. Pasirnya halus, bersih,
kecoklatan, di atasnya ada cangkang kerang dan biji-bijian hutan.

3 Tahun lalu, aku berdua temen cewekku ber-tenda di garis pantai,
kami makan roti di garis pantai, sholat di garis pantai, curhat di garis
pantai, terlentang di garis pantai menjelang sunrise. 8 bulan yang lalu
aku dibawain kulit Kima yang masih kecil dari Sibolga. Itu yang paling
aku suka ada di kamarku, prosesnya juga romantis. Yang terakhir,
6 bulan yang lalu, aku ke pantai dengan adikku dan 2 temennya. Aku
bawa pulang 2 kantong plastik pasir, dengan 3 warna yang berbeda.
Putih, coklat, dan hitam.

Kembali ke... Lhok Nga
Tadi siang, tiba-tiba kuhentikan motor kami. Tak bisa lagi ku tahan
ingin ini. Kubuka sendal gunung dan kaus kaki ku. Kucelupkan kakiku
kedalam air laut, kubasuh wajahku sambil dengan rindunya ku cicip
air asin itu. Aku minta di foto untuk kenang-kenangan (up load
menyusul). Dengan wajah yang kubiarkan basah asin, kami pulang.

Hari ini aku akan pulang dengan kulit lebih hitam. Bukan karena
terlalu lama berjemur, tapi aku memang membiarkannya terbakar
matahati Lhok Nga.

Repeat syndrome

Ternyata, lagu memang bisa membuat kita begitu terhanyut.
5 purnama aku sudah melupakannya, tapi demi mendengar
lagu yang mengharukan ini, aku ga bisa menahan diri untuk
ngga memencet tombol "repeat".

Aku sering kena sindrom repeat ini, biasanya bisa seharian.
dan aku cuma bengong, menghayal sambil memainkan magic lines.

Tadi siang baru saja aku berfikir kalau dia sudah ter-erase
dari folderku, karena aku sudah mengaktifkan software auto erase
sebulan yang lalu. Bull-sh*t tu system!! padahal aku udah
register yang pake' bayar lagi.

Tapi, oh! neptunus, demi Judika dan Bukan Rayuan Gombal-nya
I am stranded. Lying a helpless, a breathless, all-a-nite
until i got slept.

Dengarlah sayangku!tiada yang lain saat ini, engkaulah yang ada dihati.
Hanyalah dirimu yang ku mau, Selamanya hanya darimu.
Aku ingin kau menemani hariku dan mengisi rasa kesepian di hatiku.
sampai nanti hanya slalu namamu yang ada di dalam lubuk hatiku.

Jendela



Jendela, sampai menit ini masih jadi tempat ter-emosionalku.
Jendela mobil yang terbuka dan berangin membingkai dinamis wajahku
dengan rambut yang berterbangan. Bukan kebetulan aku menyukai pemandangan, terutama hutan-hutan, pohon-pohon, sungai-sungai.

Lamunan terbanyak, ya di jendela. Hal-hal aneh, ide-ide ganjil, hadirnya saat melamun di jendela. Semua jendela.

Kalau di jendela kamarku, dulu aku selalu melihat si tersayang, kebetulan dia tetangga depan rumah, kalau dia mau pergi, aku buru-buru buka pintu dan kasi senyum termanis buat dia. Kalau dia pulang, aku pun segera membuka pintu lagi, kadang senyum, kdang cuma anggukan. Ah... indahnya masa itu.

Dari jendela yang sama juga, waktu melihatnya pertama kali membawa pacar barunya ke rumahnya.

Sekarang, si tersayang sudah pindah, tapi aku masih saja belum bisa menghilangkan kebiasaanku untuk membuka jendela tiap pagi dan melihat ke arah jendelanya. Kalau lewat dari depan rumahnya pun, aku selalu melongok lewat jendela kamarnya. Kalau kebetulan si Bobby, anjing peliharaannya dulu, lagi melesot disitu, pasti ku sapa.

Tersayang, indah sekali waktu yang pernah kita lewati. Terindah. Setelah selama ini, semuanya masih terasa begitu indah. Bahkan saat ini, aku masih bergetar mengingat semuanya dulu.

Tak ada keinginan khusus untuk akan bersama siapa aku nantinya. Aku hanya ingin jatuh cinta sekali lagi, seperti yang pernah kau jatuhkan buatku.Kalaupun tak seindah denganmu, tak apa.

Thursday, February 22, 2007

Jurus Cermin

Hey…hey… hari ini ada yang berkata padaku. Begini...

Kau tau caranya bercermin pada orang lain? kujawab, dengan melihat reaksi orang terhadap tingkahlaku kita. kutambah lagi, dengan meminta pendapatnya tentang diri kita. Tapi kelihatannya dia belum puas. Kutambah lagi, mendengar apa yang dikatakan orang yang ada disekitar kita tentang kita.

“Hei...hei... kau boleh juga”, katanya menoel ujung hidungku. Aku tersenyum menunjuk hidungku dengan jempolku sembari memiringkan kepala dan memonyongkan bibir. “Tapi bagaimana kita tau dia cermin yang tepat, bagaimana kita bahkan untuk mengetahui apakah dia cermin atau bukan? atau lebih advancenya lagi, gimana menjadikan seseorang itu sebuah cermin?” aku mengencangkan ikat kepala, kemudian aku manggut-manggut.

Dia bangkit, dengan sebelah tangan menyiku di punggung dan satu lagi mengelus-elus janggutnya. “Kita harus mencari orang yang tepat untuk bisa dijadikan cermin, yaitu orang yang mengenali emosinya, mengenali kapasitasnya, mengetahui panjang akalnya, komplitnya lagi, orang yang mengenali dirinya” seakan tau isi benakku “dia dapat berada di dalam dirinya secara utuh, dia juga berada dilingkungannya secara utuh. Seperti aku, aku bukanlah cermin yang baik, sudah 27 tahun aku berada dalam gua gelap dan lembab ini, aku belum bisa mengalahkan emosiku pada dunia multi-peradaban yang pernah kudiami, dan aku belum cukup rampung menguasai jurus-jurus langit untuk berhadapan dengan bangsa realita yang ada diluar, aku tak pernah siap. Tapi bukan berarti aku tidak mau me-launching titisanku, yaitu kau! sebagai penyempurnaan dari diriku” katanya sambil menunjuk tajam pada hidungku. Sambil mengelus hidungku, aku pun manggut-manggut. Tiba-tiba dengan suara lantang dia berteriak, “BAIK!! MARI KITA MULAAAAI !!”

Hiaaaatt.....
Jurus pertama !!
Pilihlah teman yang cerdas, yang mau berbagi, selalu ingin lebih advance.

Hiaaaatt.....

Jurus kedua !!
Orang yang kocak, punya selera humor dan tidak menyalah gunakan tiga hal!! uang, hasil bumi, dan teknologi

Hait!!

Jurus ketiga
“Dan ini yang terakhir” katanya agak pelan dan dalam.
Sering-seringlah memperhatikan orang, setiap orang pasti punya rasa kebanggan pada dirinya, rasa bangga itu biasanya terjadi setelah dia mengalami sebuah pertempuran yang hebat, atau baru saja mendalami ilmu baru. Nah! Sangat baik bila kau melihat wajah-wajah mereka dan merasakannya secara detail dengan inderamu. Tapi ini baru boleh kau lakukan setelah kau menobatkan dirimu menjadi dirimu.

Monday, February 19, 2007

---@ KEANEHAN YANG TAK PERLU

---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@

kenapa di bumi yang sedang mengalami global warming ini yang bulan juli tahun ini akan bersuhu 38 derajat, masih harus dibebani dengan keanehan yang tidak perlu.

---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@

KEANEHAN YANG TAK PERLU

Berteriak anti munafik dan menjalankan hidup mewah ala korupsi munafik serba tak halal. Bergaya anti kemapanan tanpa pernah merasakan berbaring di Italian Leather Sofa setelah berplesir dengan kapal putih. Melantunkan lagu Bono tanpa tau siapa Chairil Anwar. Berteriak anti sinetron dan menjalani hidup ala sinetron. Menyanjung rindangnya pepohonan dan menggunakan tissue seakan sudah menjadi budaya nenek moyang. Lebih fasih menyebutkan Spaghetti atau Eu de Toilette dan masih saja mengutuki sepasang publik figure yang hidup serumah diluar nikah.

Tidak masuk akal kalau masih meributkan konsekwensi tapi tidak mau menjalani proses.

Kekhawatiran yang tidak perlu pun akan jadi topik menarik yang akan dikupas tuntas dalam wawancara-wawancara ekslusif Kebodohan, ketakutan, airmata, kriminal, kemiskinan, konflik, menjadi reality show yang ber-rating tinggi. Sisa kebudayaan eropa yang tererosi adalah suatu kemewahan baru yang sedang mengisi rubrik-rubrik mingguan konsumsi wanita muda menjelang parentality.

Ada gap yang tak terkirakan antara setiap elemen semesta meski ber-rotasi di detik yang sama. Setiap momentum, setiap elemen memiliki evolusi masing-masing yang tak terukur, tak ter-grafik-kan. Setiap momentum, setiap elemen hidup dalam momentum dan elemennya masing-masing, bentuk implementasi(lah) yang akan menentukan dan meberikan wujud, reaksi dan apresiasi.

Pernah lihat bar-bar peak level audio atau lebih advance-nya visualization ? Setiap titik, garis, lengkung, siku, adalah tunggal dan bebas, tapi lihatlah begitu indahnya implementasi dalam mengekspresikan setiap momentum lantunan lagu. Setiap bentuk dengan bebasnya menjalar-jalar liar, setiap hentakan beat drum akan memicu gerakan-gerakan yang lebih dahsyat !!

Gimana ya kalau itu teraplikasi sempurna pada kita? Ya! kita, setiap makhluk yang ada di semesta. semua bergerak harmonis membentuk suatu kesatuan namun dalam kebebasan masing-masing? furthermore, rasanya tak ada komponen yang terasa tak perlu dan mengganggu penglihatan. Semua tersasa begitu menyatu dan hamonis dalam lantunan musik dan diagram visualization yang menghipnotis.

MB apartment.

Jenuh itu, Sadah itu,

Jenuh itu, sadah itu, datang lagi. Ngga ada kejadian khusus yang mengkatalisasinya. Hanya karena sebuah (ya, satu buah) pertanyan yang diharapkan yang tak ditanyakan dan sebuah pernyataan yang tak dinyatakan. Banyak clue dalam omonganku mengarah kepertanyaan dan pernyataan itu, tapi tak juga kunjung di ucapkan.

Begitu terus sampai beberapa waktu sampai aku merasa bosan. Bosan itu lama-kelamaan semakin mengkronis, meniggalkan di gurat-gurat dalam setiap pembicaraan. Semuanya menjadi tak menarik untuk dibicarakan dimana sebelumnya search engine di otak tak pernah sepi untuk mencari topik pembicaraan untuk mengulur waktu bersamammu sebelum dikejar batas waktu.

Jangan salahkan aku kalau semuanya jadi begitu hambar. Kedatanganmu kali ini tak akan merubah apapun lagi, semuanya sudah tergores permanen di memoriku. Kau tak sepenting dulu lagi, walau kau tak pernah tau sepenting apa kau buatku dulu. Waktu yang kusediakan, sangat cukup untuk membangun sebuah peradaban sekalipun. Tapi kau lebih memilih mematut dirimu di depan cermin dan memamerkan bulu-bulu indah mu.

Sekarang, waktumu habis, aku akan membangun peradabanku sendiri. Tak ada bagian dari dirimu -yang dapat melengkapi peradabanku- yang tidak dimiliki oleh orang lain. Aku tak takut akan kesendirian yang akan jadi konsekuesinya. Kesendirian, belakangan ku tau adalah salah satu komponen peradaban yang kau ajarkan padaku dimana seolah-olah hanya kau yang memilikinya.


Aku tak perlu kau untuk menyadari sendiri itu ada.

Aku tak perlu kau agar aku disebut berdua

Aku tak perlu bertemu kau untuk dikatakan bersua

Aku tak perlu kau untuk jadi sempurna

Aku tak perlu kau untuk jadi saksi indahnya langit sore

Aku tak perlu kau untuk merasakan pasir pantai yang menyusut di tapak kaki

Tak perlu kau untuk tau aku itu ada

Jenuh itu, sadah itu, masih menyisakan satu terima kasih untuk ketiadaan yang kau hadirkan. Kerancuan yang sementara ini kini menjadi kerancuan permanen yang sudah permanen. Tak ada penyesalan untuk itu semua, karena semua memang berjalan semestinya.

Thursday, February 15, 2007

Childish

aku masih childish ya? kirain udah gede :)
Tahun lalu aku punya target:

;mau jadi yang dewasa, yang kalem yang rapi, yang berprestasi

;ngga bo'ong lagi, ga begadang lagi, ngga mer*ko* lagi

;hidup sehat..hat..hat..makan buah, makan sayur, olah raga, yoga

;rajin membaca, rajin menulis, rajin mengaji, rajin membersihkan
rumah

;berbakti pada orang tua, sayang teman, menolong sesama

Macem-macemlah, pokoknya semua yang ada di doa-doa umum ala
menjelang tahun baru. Now let's talk about the process and
result.

Chapter I
untuk jadi dewasa:
deket-deket + ngobrol ama yang dewasa = JAIM

untuk jadi kalem dan rapi:
jaim + pake pakain rapi = CUPU

untuk jadi yang berprestasi:
Cupu + berkarya = SINGLE NANNY


Chapter II
untuk jadi yang jujur:
berkata jujur + dapat dipercaya = NABI

untuk ga begadang lagi
cepat pulang + jangan terlambat sampai di rumah = SLANKERS DONG :|

untuk ga mer*ko* lagi:
makan permen + makan permen = OMPONG


Chapter III
hidup sehat..ha..hat..
makan buah + makan sayur + olah raga + yoga = BUDDHA


Chapter IV
rajin membaca:
beli buku + jangan keramas = !@%*_(%@!#*^&#

rajin menulis:
berpikir + r*ko* = B*K*R

rajin mengaji:
sepi + siang = LUPA

rajin membersihkan rumah
boyfriend + music = GUESS WHAT!


***
Ga ada target apapun yang harus buat kita absen dari putaran bumi
dan absen dari the dinamic dancing-nya nature, kecuali m a t i .
It's fine if that I am a childsh. Being even such a dumb-jerk creature!!
I still have The Almighty to lead me. Love of The Beneficent every time.
***

his Coming Part II (Dim Sum)

I wasn't very late. 3 couples of husband and wife welcoming me.
Two hours before I cancelled this dinner, I have a friend
about to come. But they were begging me to join.

We had a friends gathering, We did this often before.
But this is the first in 6 months. I frequently met the
girls, cuz they're friend of mine. The had eaten, but I
upsurged their appetite again (*like I always do*).
We start dinner for Part II. They asked about the friend, not
much I cud share. The friend now coming back to his town, leave
me with a message "have a nice dimsum".

Me and the three couples spent two magnificent hours.
While I kept thingking about the friend. Have a nice trip.

Then one thing happen, I lost the CD. Disc 1. Now I have to
pay the CD. At least, I had Disc 2 for my collection.

His Coming Part I (Lake House)

On my birthday I went to a CD rental house,
they complimented me with 2 free CDs to rent for free.
I chose Failure to Lunch and Lake House.
The latter, I chose cuz my friend lent me the CD,
two days before my birthday. But I'm upset cuz she
gave me the pirates one, and the copy was too bad,
with transtool text, very dissapointing. Once in view,
I cud see it was a nice movie to watch. I've seen the
advertisement and some screens. But I hadn't decide
when to watch, I was waiting for a great time.

Then, 4 days after, my other friend told me that
he wanted to came to my town, and pursuited a space
to met. We only met for two hours, cuz I had an appointment
and he must come back to his town. suddenly I decided
this is the perfect time for "Lake House" and I told him
that I must watch it with him. What wasting, we didn't
even know the end. But we both know it's about time line,
they communicated in 2 years gap of time. Furthermore we
spent our time with goodbye wishes. He asked "when will
we met again?" I said two years. We laughed.

I deliver him to his hotel to get some stuff and
to bus station. I really wanted him to stay. Then, in a
rush I reached my friends waiting me in a restaurant, we
had a friends gathering.

Wednesday, February 14, 2007

Boleh Rehat?


Sayang, semuanya ga mudah ya ternyata.
konsistensi, konsekuensi, eksistensi, komitmen,
semuanya kaya' jejaring yang harus kita
perlakukan special. Semua meminta urgensi dan
atensi yang komplit, tak boleh kurang.

Aku pikir, aku mulai kewalahan menjalankan
jiwa raga ini, terasa seperti rongga dimana-mana
Sementara aku harus mengisi rongga-rongga,
aku juga terus digerus oleh sirkulasi semesta
demi mempertahankan eksistensiku.

Soulmate, bisa ngga, aku rehat sebentaaar aja.
Biar aku komplit dulu, biar aku kuat dulu.
Aku ngga kuat terus-terusan berkaca dan melihat
rongga-rongga itu. Aku kadang merasa tak mampu
walau hanya mengikuti aliran, entah apa yang harus
kukatakan pada jiwa raga ini agar mau bersabar,
agar mau jadi orang yang tangguh.

My dear, aku mau istirahat, sebentar aja.

Sunday, February 11, 2007

Happy Birthday Me!

What a birthday present!!!
I'm writing this in the puoring rain, under the half-circled roof.

Deras sederas-derasnya. Angin kencang, semuanya bergoyang.
Begitu juga rambutku yang sengaja ku gerai agar dia-tiap helainya
juga merasakan kebahagiaan mendalam yang kurasakan.
Sesekali aku harus menurunkan screen, karena angin yang kadang-
kadang terlalu kencang, membawa butir-butir air yang tidak disukai
elektronikku. Banyak yang kupikirkan, melanjutkan ambisi yang
meluap-luap saat aku meninggalkan rumah tadi siang. Benar-benar
waktu, tempat, cuaca yang sempurna buatku hari ini.

Saat inilah aku merasa semuanya begitu indah, tepat, terencana.
Bukan kebetulan kalau hari ini, di hari ulang tahunku aku berada
disini. Semuanya karena suatu sebab akibat. Aku memang harus
berada disini karena aku harus men-download beberapa
lagu buat band baruku yang baru terbentuk semalam. Tadi malam,
seusai nge-Jam asik nan keringatan kami nge-bandrek, tepat saat
SMS ulang tahun pertama datang. Sekaligus mengingatkan kalau
aku ulang tahun.

For god Sake! aku memang lupa. (all this time I kept thingking,
someone who forgot their own birthday, were just look for attention,
or not being true to theirself, some kind like acting...)

Di tangga, under the half-circled roof between windy poring rain,
aku bertopang dagu sambil tersenyum, merasa betapa diberkahinya
aku, hari ini. Kalau ini bisa mewakili, aku akan bilang kalau
keadaan ini sungguh romantis. Apa yang kurang? hujan, angin,
pohon-pohon hijau, taman yang luas dan rapi dengan rumput yang
terawat, sunyi, bebas. Aku merapatkan badanku ke dinding tangga,
biar ngga kena tempias hujan. Indahnya...indahnya...indahnya...

Karena angin membawa terlalu banyak air, aku harus berhenti menulis,
kubuka tasku, ada r*ko* menthol, mudah-mudahan bisa kunikmati.
Setelahnya, sementara hujan juga masih terlalu liar, kubaca novel
"Norwegian Wood"nya Haruki Murakami. What a perfect! Si tokoh sedang
dalam sebuah perjalanan jauh. Di dalam bis dan sedang melewati pegunungan,
lembah dan komplemen-komplemen lainnya di daerah Jepang sana, di awal
musim gugur, oh! romantisnya. Nothing I want more than be in Japan in the
beginning of spring and side by side with a Japanesse boyfriend ala Takeshi
Kenishiro. Mau tak mau, sesekali aku menutup buku dan membayangkan kalau
aku sedang di dalam bis yang sama di samping pria itu. Hmmm... comfort.

Sedang asik melamun, aku dikejutkan 4 orang anak-anak. Karena hari
minggu, areal ini banyak juga di datangi oleh anak-anak dari kampung
sekitar. Karena hujan sudah mulai reda, kutawarkan mereka melihat
gambar-gambar kartun, kuputarkan juga lagu theme song "spongebob
squarepants". Karena battery mesin ini udah tipis, kami bubaran.

What a perfect birthday gift from God the Greatest.

Suspicious Day

February 9. Hidden Place.

I can't wait to learn how not to ruin a relationship.
But it's been quite long since I had ruined my last date.
***

Today was a very suspicious day. It began when I went to work
this morning, it was quite on the street. I was start asking,
what day is to day? what date? it was unusual than recently
days. Used to be sun shine before 8, and I got wet cathed the
office.

Today, proudly I brought my computer in a new bag. It just a
simple bag, but save enough for it. One thing, it's thin, so
I couldn'n put anything else in it, so I decided not to bring
the charger. Guess yes! I looked around the office building for
a half hour to find someone who use the same like mine.
I promised him only for 30 mnts, until an hour later he came to
got it.

I used a hairpin cuz I bought it yesterday. But I lost it on
the way went home. hoo.. too bad. Lunch time, in a rush I left
home to met my girlfriends, and... and...
YES! it was raining! rain... rain.. not to heavy but enough to
make the answer of my bad day.

About the girlfriends lunch, it's a new place, took a half hour
to find it. We're talking about everything from Rizky the cute
to Serendity and the Indonesian version movie. Then we decided
to look after some CD to watch at my place. Yes we did. But
things changed easly if I chillin' with those ladies. After the
CD picked, we went to Elsi's house. The most time, we talked
about Megawati. (*what do you expect?*) We talked about her
daily life. When to do hair cut, bath room actvities, or who bought
her underwears. The same thing happen to our president. What happen
if he really needs to piss a gas? whew.. such a thing!

In third to four of my hours, I watched 'Shall We Dance'.
Please blame and hold me from being a ballroomed.

***
Those words may not suspicious for you, maybe. Just regard that
it's just a day to share. In case, I really missed somebody,
and I really want to meet.

Tuesday, February 6, 2007

Psycho

i'm just kinda stupid normal person.
just like the other normal.
sometimes I act like a smart, sometimes act like a fool.


Some other stupid normal people act too much like a smart,
and the rest too much act as a fool.

From those kind of peole, there's another kind of person.
PSYCHO...!!!
we can't separate them in "act-like-a-smart" group
or "act-like-a-fool" group.
They even smarter than the smart one,
some called them genius.
And foolest than the fool one,
some called them idiot, mostly called them "looser".

Let's mention Aristarchus, Einstein,
they are both looser and liar in their ancient century.

So, fine if peoples told you a fool, big mouth mostly.
Just say and do something!

Great Expectation

Diluar masih hujan, aku melihat bayanganku di layar tv yang padam.
Karena layar tv ku datar, aku berharap melihat bayangan yang datar.
tapi kok malah cekung ya?



Terkadang ekspektasi kerap berseberangan
bahkan menemui jalan buntu bila berhadapan dengan fakta. Reaksi akan sebuah ekspektasi ditentukan oleh Kadar ekspektasi. Terkadang, kita melewati semua elemen ekspektasi
dan implementasinya secara diluar kesadaran.

Mulai dari;
pre-ekspektasi-ekspektasi-sub-sub ekspektasi-pasca ekspektasi-reaksi-hasil reaksi.

Other mean, dalam banyak aktifitas, kita tidak menyadari alur
ekspektasi ini, semuanya terasa mengalir saja, tiba-tiba kita
sudah sampai pada hasil reaksi, even worse, kita ngga merasakan
apa-apa, mungkin disebabkan pengenalan ekspektasi yang bantat.

For example, seberapa sering kita pernah menyadari semua alur
ekspektasi ketika hendak tidur dan mencoba memejamkan mata?
Ekspektasinya Mungkin mengantuk, tidur lelap dan mimpi adalah
universal yang mempunyai range error yang sangat sempit.
Sehingga, begitu sedikit efek reaksi negatif yang didapatkan.

Faktanya 60% dari penduduk dunia mengalami masalah susah tidur,
umumnya yang dimaksud adalah "insomnia". Dan mungkin akan terus
ditambah seiring semakin mengerucutnya piramida sistem kehidupan
(lihat piramida kehidupan).

Ekspektasi berlebihan akan memperluas range interupt yang bahkan
berakibat error-nya sebuah misi. Faktanya, kesederhanaan ekspektasi
sering dikambinghitamkan dengan perwakilan kata; louzy, pesimism,
unstuctured, dismotivation, ngga kreatif, ngga produktif.
Mungkin bila ditinjau dari layar yang datar, akan begitulah
result dari simple expectation, tapi mari kita lihat dari sisi
yang humanis, kejujuran akan ekspektasi justru akan membuat kita
lebih mengenal akan ekspektasi itu sendiri, lebih dalam lagi,
mengenal diri kita. Bukankah spirit, optimism, creativity, akan
lebih bisa dikenali wujudnya dari pribadi yang berjenis jujur dan
berkepribadian?

Hujan udah berhenti, bayanganku udah ngga ada lagi di TV, karena
aku sedang berbaring dan mendengarkan Maksim Mvrika
*bumble bee, dahsyat!*

My great expectation is, having the first, the last and the most
spectacular at once in a row!

Tell me yours!

Too Little

Everything seemed unfriendly !!!Everybody, environment, thoughts.
am I out uf date? in this growing universe?or their mind grew faster than it should.
For sure, I really need time and space to look my self in the mirror. The microphone in my ear required an extreme cleaning. Re-frage my disc.Thoughts were something I left too long in the garage.

For my capacity, i've read too little, see too narrow,heard too whispered, I was wasting too much times for my self, but for Neptune sake! I still can't figure out the ME. Being as well as sunset or sunrise seemed too impossible to behave. But being a water that seemed wiser, never make me a wiser.

For ages, I used to held my head up tight for glorious I had never achieved. Now the crown silently killed my kingdom, deeply; my personality.Can you figure a MOTHER SHIP? that was me. I could provide everything. Never aware about a little-small-tiny hole present in the hidden uf the bottom uf mine, some people recognize and diagnosed it as de-generative syndrome or a natural behave. I kept thinking the same either. Until, recently I can smell the water uf sea and gobbling my outer skin.It didn't hurt at all, nor the noise.

We usually need someone else faced us to the mirror. Better if we can see ourselves in it. This is important! I talked to many people recently, d'u know what? I could see me in them, even not a complete, perfect version, the point is, I could see me.

I woke yesterday. I hope that was my starting point. Thanks to everyone who talked to me, before, now, later.

Monday, February 5, 2007

How's this jufe?

Jufe, gimana ini?
Boleh ngga aku minum nutrisari jam 2 pagi?
kalo ngopi sebelum minum air putih sebangun tidur?
Ngerokok menthol barengan sama soda kok bikin pusing ya?
Mana yang lebih bagus? Cashflow Quadran atau Rich Dad, Poor dad?
Film Babel kalo ngga ada Brad Pitt menurutmu akan jadi gimana?
Kalo Liqueur-nya Bols Blue yang Curacou di campur Mix Max-nya
Vodka asik ngga?
Mangkuk buat sup kental, yang kaya mangkok bakso ato yang kayak mangkuk cereal ya?
Gimana connect pake proxy yang di FKG? di Perpus ga ada yang nemenin.
Kok kata cewe yang di ultra disc, bersihin CD bagusan pake
minyak kayu putih? pake alkohol malah ngga oke.
Tau Gabin kan? grup jazz itu, aliran musicnya apa ya?
Sama Bob Marley kerenan yang mana?
Sebaiknya susu dulu, atau makan dulu?

Gimana ini semua? brain mu kan upgrade terbaru.
Can't think anything nie! stucked n the middle uf emptyness.....

Perpus, 18:21, tempat bermain dan belajar.



PS: be near!

Thursday, February 1, 2007

kanak-kanak ^_*
















Cintaku adalah cinta kanak-kanak
dan ke kanak-kanakan...
rindu yang selalu bersemu
rasa tak sabar ingin jumpa
hendak memberi segala yang manis
cemburu bila berteman yang lain

Hendak sekali pergi ke pesta
pura-pura bertanya rekan sejawat
pandangan selalu mencari-cari
tak pernah mendengar yang di depan mata

Bersentuhan adalah magma
setiap aksaranya bergema
pejam mata, buka mata...
teringat selalu perjumpaan terakhir kali

Ingin sekali menuliskan namamu
ingin sekali menyebut namamu
ingin sekali berjalan bersamamu
ingin sekali berdua denganmu

rindu, rindu, rindu, rindu

Sengaja mencari media alam
untuk menyampaikan rindu
dan bertanya-tanya...
apakah alam mampu menyampaikannya

Bila melihatnya datang
semua keluguan pun hadir
jujur sikap nan manja
semua kepentinganpun terbersit

Ingin aku membekukan waktu
demi melihatmu tersenyum
dan membaur di auramu
dan melihat lekat rona-mu

Kapan bertemu lagi
kapan purnama lagi
kapan pesta lagi
kapan datang lagi

rindu, rindu, rindu, rindu

Kompas Usu 2:30 am