Monday, February 26, 2007

Jendela



Jendela, sampai menit ini masih jadi tempat ter-emosionalku.
Jendela mobil yang terbuka dan berangin membingkai dinamis wajahku
dengan rambut yang berterbangan. Bukan kebetulan aku menyukai pemandangan, terutama hutan-hutan, pohon-pohon, sungai-sungai.

Lamunan terbanyak, ya di jendela. Hal-hal aneh, ide-ide ganjil, hadirnya saat melamun di jendela. Semua jendela.

Kalau di jendela kamarku, dulu aku selalu melihat si tersayang, kebetulan dia tetangga depan rumah, kalau dia mau pergi, aku buru-buru buka pintu dan kasi senyum termanis buat dia. Kalau dia pulang, aku pun segera membuka pintu lagi, kadang senyum, kdang cuma anggukan. Ah... indahnya masa itu.

Dari jendela yang sama juga, waktu melihatnya pertama kali membawa pacar barunya ke rumahnya.

Sekarang, si tersayang sudah pindah, tapi aku masih saja belum bisa menghilangkan kebiasaanku untuk membuka jendela tiap pagi dan melihat ke arah jendelanya. Kalau lewat dari depan rumahnya pun, aku selalu melongok lewat jendela kamarnya. Kalau kebetulan si Bobby, anjing peliharaannya dulu, lagi melesot disitu, pasti ku sapa.

Tersayang, indah sekali waktu yang pernah kita lewati. Terindah. Setelah selama ini, semuanya masih terasa begitu indah. Bahkan saat ini, aku masih bergetar mengingat semuanya dulu.

Tak ada keinginan khusus untuk akan bersama siapa aku nantinya. Aku hanya ingin jatuh cinta sekali lagi, seperti yang pernah kau jatuhkan buatku.Kalaupun tak seindah denganmu, tak apa.

No comments: