Monday, February 26, 2007
Lhok Nga
Berdarmawisata ke Lhok Nga
Pada hari sabtu sore, aku dan seorang teman ku (sebut saja Rosa)
berdarmawisata ke Pantai Lhok Nga, pantai atau laut ya? ah ngga
penting. Yang penting, lautnya bagus, pantainya bagus, kelapanya
bagus. Sebentar lagi sunset. Tujuan utama adalah desa Lhoong,
berselang 2 jam dari kota Banda aceh kalau aku yang bawa motor,
kalau Rosa, mungkin 1.30 Jam.
Aku berjenis expresionis dan cenderung exibitionist, begitu view
lautnya terlihat, aku SCREAMIIIING !!! Mawar berjenis Cautius,
dia berpikir, "what it is all about? Sea? Beach? both? Why I can't
see somethin' special? ooo you mean those wave? those wiped our
homes, environment two years ago"
Sepi, di timeline yang sama di tempat lain, pastilah sangat ramai.
Jalan raya dekat dengan garis pantai, kaki ku gatal ingin di basahi.
Sudah lama, 6 bulan, tak menyentuh laut. Secara ya, aku besar
dilaut makanya item kaya gini (alasan... alasan...). Waktu kecil
keluargaku sering piknik ke pantai, hampir tiap minggu. Kulit
wajahku selalu mengelupas sepulangnya. Kulit badan sesekali,
kalau aku sesekali lebih lama berada di air, dan kalau sesekali
matahari lebih panas dari biasa. Begitu terus sampai aku kelas
5 SD. Sekarang aku baru bertanya-tanya, kenapa ayah ku selalu
mengajak kami ke pantai, apa yang dilihatnya disana? apa yang
dipikirkannya disana? apakah sama dengan yang aku rasakan?
apakah sama dengan kekagumanku?
Setelah pindah ke komplek rumah yang baru, Kami memang tidak tiap
minggu lagi bisa pergi ke pantai, tapi karena sekolah ku masih dekat-
dekat laut, aku masih sering ke laut sampai aku tamat SMU. Ke laut,
saat-saat menyenangkan, aku ngga punya kesan pasti tentang
menyenangkan yang bagaimana, tapi aku tau, itu sangat menyenangkan.
Sejak kuliah, aku tinggal jauh dari rumah, tidak pernah ke pantai lagi.
Tapi, baru kusadari aku tinggal dengan banyak komponen laut di
kamarku. 4 thn lalu, aku di hadiahi macam-macam kerang dalam kotak
plastik transparan berbentuk hati. setahun lalu, waktu dinner ultah di
Steam Restorant dengan Edu, aku bawa pulang shell dan kujadiin
hiasan di atas TV. 7 bln lalu, aku di bawain pasir dari Lhok nga sama
temen ku, karena dia tau gimana kesalnya aku waktu kami lupa bawa
pasir waktu di Nusa Dua April tahun lalu. Pasir itu sekarang ku taruh
didalam 2 gelas kecil mungil nan lucu. Pasirnya halus, bersih,
kecoklatan, di atasnya ada cangkang kerang dan biji-bijian hutan.
3 Tahun lalu, aku berdua temen cewekku ber-tenda di garis pantai,
kami makan roti di garis pantai, sholat di garis pantai, curhat di garis
pantai, terlentang di garis pantai menjelang sunrise. 8 bulan yang lalu
aku dibawain kulit Kima yang masih kecil dari Sibolga. Itu yang paling
aku suka ada di kamarku, prosesnya juga romantis. Yang terakhir,
6 bulan yang lalu, aku ke pantai dengan adikku dan 2 temennya. Aku
bawa pulang 2 kantong plastik pasir, dengan 3 warna yang berbeda.
Putih, coklat, dan hitam.
Kembali ke... Lhok Nga
Tadi siang, tiba-tiba kuhentikan motor kami. Tak bisa lagi ku tahan
ingin ini. Kubuka sendal gunung dan kaus kaki ku. Kucelupkan kakiku
kedalam air laut, kubasuh wajahku sambil dengan rindunya ku cicip
air asin itu. Aku minta di foto untuk kenang-kenangan (up load
menyusul). Dengan wajah yang kubiarkan basah asin, kami pulang.
Hari ini aku akan pulang dengan kulit lebih hitam. Bukan karena
terlalu lama berjemur, tapi aku memang membiarkannya terbakar
matahati Lhok Nga.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
andre n ocha jahat yaaa, ga ngajak2!
duh rindunya aku pada laut, waktu di aceh ampir tiap sore aku dan kel menikmati sunset lalu ngopi di Ulee Kareng, oh nikmatnya
kdg2 ngrumpi ama tmn2 di alue naga hiks hiks..rindu...
Post a Comment