Monday, January 22, 2007

dim sum and the complexity

Tak baik menghadapkan hati pada suatu masalah pelik.
Karena sebenarnya kita bisa menghindarinya.

Pengalaman hari ini mengajarkan ku pada pentingnya
kita mengenali suara hati.

***
Jam 21:30 kami bertemu, dengan agenda awal, ngobrol-ngobrol.
Sudah setahun kami tidak bertemu, e-mail, atau telepon.
Cuma sms, sewaktu aku iseng-iseng buka-buka phonebook di handphone.
RHay, itu nama yang kusimpan. Kepanjangan dari Raga Hayga.

Sekarang kami ada di Cafe Grey Sand, sedang menunggu dimsum
dan jus lemonku. Dia cuma kopi. Selalu kopi.
Waktu dilihatnya aku dengan lahapnya makan, mungkin dia ngiler,
diambilnya juga sumpit yang disediakan di meja.
Sambil mengunyah aku melirik dan tersenyum.

Apalagi pembuka pembicaraan selain basa-basi. Karena, tadi sudah
kukatakan kalau aku kangen. Tak sedap kedengarannya kalau harus
kuulang berkali-kali. Padahal ingin sekali aku mengatakannya
beberapa kali lagi, sambil merapatkan gigi dan menggenggam jarinya.

Sesungguhnya yang aku mau, hanya berlama-lama dengan dia,
tak ada yang mesti di bicarakan, karena ngga ada interest yang mesti
dibicarakan. Tapi cafenya cuma sampe jam 12. Kami sama-sama bukan
warga kota ini, tidak punya banyak referensi tempat untuk didatangi.
Kalau ke apartemennya, itu hanya menimbulkan masalah baru.
Setahun ini kami tidak akrab, cuma karena masalah klise tentang dua
pendiam yang terkurung suntuk di apartemennya.

Ketemuan kali ini di prakarsai kedatangan seorang teman lama, teman
kami berdua, yang siang tadi sudah pergi. Aku juga lihat keinginan
yang sama di matanya. Entah keputusan apa yang terjadi dalam 5 menit
ini. Tiba-tiba dia mengajakku ke cafe lain yang buka 24 jam.

Dalam taxi kami cuma mengomentari makanan tadi sambil mencari tau
isi hati masing-masing. Masihkah dia mau bersamaku malam ini?
Usulku, ke apartemenmu aja yuk?. Dia agak kaget, tapi masih ada
couriousity yang tertangkap visual retinaku.

Dari sini semua kepelikan itu seakan menemui momentumnya yang baru.
Begitu mudahnya begulir, semudah kata "ya".
Kompleksity juga dapat dihindari semudah "no".
Tapi terbayangkah proses yang terjadi di dalam aliran darah,
denyut cardio, nerves metabolism? atau bahkan tarikan nafas?
yang semuanya parasimpatis. se-parasimpatis "no" atau "yes".

hidden place, kompas (finishing touch) 2:14 am

No comments: