Thursday, March 8, 2007
Gerhana Bulan
Akhirnya sempat.
What a busy week. I have to catch up things I left last few weeks. Lots of work to do. Since I got the new boss ( u know, new boss always thought that they know everything and deserve the position because they gain for it. Suck :) )
Aku cuma mau mencatatkan dalam lembar virtual ini kalau aku melewati sebuah malam gerhana bulan dengan beberapa teman. Kami menunggu nya sepanjang malam hingga pagi. Peristiwa alam rutin yang mengagumkan. Bukan visualnya saja, tapi semua yang ada di balik itu.
Kami ge-gitaran, ka-kacangan, ba-bandrekan, la-lamunan. Rame, tapi syahdu penuh makna dalam penantian. Beside, aku memang selalu notice akan si bulan, which is I always pay attention when full moon time is up.
Gerhana Bulan 3 Maret 2007 pukul 4 am - 6 am.
Just want to note.
Saturday, March 3, 2007
Potbelly
oh my potbelly, apa lagi siy kau inginkan? aku tau ini udah jam
4 pagi, aku juga tau, kalo kita ngga istirahat, mekanisme tubuh
juga ngga istirahat dengan sempurna. Tapi, apa ngga iri dengan
J-lo? beyonce, atau minimal dengan Elsi? bisa pake pants merek
apa aja, bentuk gimana aja, tanpa harus memakai shirt panjang
sesudahnya. Lagian jam 9 tadi kan udah di isi dengan Indomie ala
cafe Puskom, persediaan di gudang logistik juga tinggal hanya
kopi dan nutrisari, such a bad choise untuk jam segini.
Gimana kalo kita tidur aja yuk? besok pagi akan kuhadiahkan roti
keju manis dan susu ultra low fat vanilla kesukaan mu (eh,
kesukaan ku). Masih inget kan gimana nikmatnya menolak makan
terlau malam, sehingga akan sangat lapar besok pagi kemudian
makan minum item yang di atas. Apalagi di depan kantor ada
asongan nasi grih baru yang rendangnya ngga ketulungan enaknya.
Besok aja ya sayang? my dear potbelly.
Personal Question
What's the point to be a better man? I'm talking 'bout ordinary people like me who live in the middle circle of live which is I believe dominated and represent almost three of fourth part of the world.
Apa yang kita dapat dengan tau lebih banyak dari pada yang lain?
tau lebih banyak nama mata uang, urutan presiden Amerika, best albums ever sold, top scorrer dari semua jenis olah raga, atau software yang sedang dikembangkan untuk di launch di tahun 2013?
Atau dari ukuran yang lebih terukur misalnya. MATERI, MATTER. Apa iya aku lebih bahagia dari Paris Hilton kalau bisa buang air sebelum sempat beser di celana? Walaupun di Hotel Hilton. (kalau ini kejadian beneran, kalau dalam urusan pipis ini, pasti aku lebih bahagia :) :)..)
It's a temper personal question, doesn't need an answer or even an argue.
Yang aku lihat, semua orang menghadapi masalah yang "sama". Tak ada yang tak bahagia bila jatuh cinta, tak ada yang tak exited bila menjadi pemenang. Merasa kecewa kalau dikhianati, kesepian, marah. Aku sangat yakin Kita pasti merasakan haus yang sama, mengantuk yang sama, nikmatnya sendawa dengan perasaan yang sama. Ngga ada yang membedakan rasa itu walaupun aku tau lebih banyak tentang website-website untuk download software-software bagus (which is I don't).
Aku ngga lebih bahagia dari seorang teman wanita sekuliahan ku dulu, yang setelah tamat dia menikah, punya anak dan tinggal di rumah saja sebagai Ibu rumah tangga saja, yang ga pernah berkunjung ke www.yahu.com atau www.earth.google.com yang bisa travel keliling dunia dari jarak bahkan sampai ketinggian 200 kaki. atau mungkin www.download.com yang bisa download kamus dari lebih dari 30-an bahasa.
AKu sering ketemu dia di warkop dekat kampus, karena tokonya berjarak 3 atau 4 toko dari warkop tempat aku sering ngopi-ngopi sama temen-temenku. Dia biasanya pake daster dan muka yang ber-pupur, sambil menggendong anak sambil di goyang-goyang supaya berhenti menangis. Sementara aku lagi angkat kaki ke bangku sambil minum teh susu coklat dingin plus asap mengepul waktu lagi ketawa-ketawa. Aku sering merasa bias, tentang yang mana yang seharusnya. Secepat mungkin menuju kodrat, atau selama mungkin mencicipi perjalanan menuju kodrat?
Aku juga sering memperhatikan cewe-cewe yang jaga rental CD langgananku. How much do they earn? how many times they go to movie? or, did they do come skin care? are they happy?
AKu penasaran niy, apa ya komposisi bahagia?
Thursday, March 1, 2007
Moonlight and sunset
But it's the moment when you near me in the silence.
Your shadow under it.
Not the sunset that blink my eyes
But it's you when you're shine.
Many stories happened beneath different meanings.the moonlight and sunset
Each built a permanent emotional of memory. Each gave a different
reflection.
For an unspecified explanation, those two moments I believe are the most favorite time for human entire world. Unspecified explanation too, if I imposed you smoking with me in those two moments. Don't ask any explanation why I chose you to be with me at those moments.
If we ever meet again, please stay unless 'till we passed those two moments.
I will skip lists of person before you come.
Monday, February 26, 2007
Lhok Nga
Berdarmawisata ke Lhok Nga
Pada hari sabtu sore, aku dan seorang teman ku (sebut saja Rosa)
berdarmawisata ke Pantai Lhok Nga, pantai atau laut ya? ah ngga
penting. Yang penting, lautnya bagus, pantainya bagus, kelapanya
bagus. Sebentar lagi sunset. Tujuan utama adalah desa Lhoong,
berselang 2 jam dari kota Banda aceh kalau aku yang bawa motor,
kalau Rosa, mungkin 1.30 Jam.
Aku berjenis expresionis dan cenderung exibitionist, begitu view
lautnya terlihat, aku SCREAMIIIING !!! Mawar berjenis Cautius,
dia berpikir, "what it is all about? Sea? Beach? both? Why I can't
see somethin' special? ooo you mean those wave? those wiped our
homes, environment two years ago"
Sepi, di timeline yang sama di tempat lain, pastilah sangat ramai.
Jalan raya dekat dengan garis pantai, kaki ku gatal ingin di basahi.
Sudah lama, 6 bulan, tak menyentuh laut. Secara ya, aku besar
dilaut makanya item kaya gini (alasan... alasan...). Waktu kecil
keluargaku sering piknik ke pantai, hampir tiap minggu. Kulit
wajahku selalu mengelupas sepulangnya. Kulit badan sesekali,
kalau aku sesekali lebih lama berada di air, dan kalau sesekali
matahari lebih panas dari biasa. Begitu terus sampai aku kelas
5 SD. Sekarang aku baru bertanya-tanya, kenapa ayah ku selalu
mengajak kami ke pantai, apa yang dilihatnya disana? apa yang
dipikirkannya disana? apakah sama dengan yang aku rasakan?
apakah sama dengan kekagumanku?
Setelah pindah ke komplek rumah yang baru, Kami memang tidak tiap
minggu lagi bisa pergi ke pantai, tapi karena sekolah ku masih dekat-
dekat laut, aku masih sering ke laut sampai aku tamat SMU. Ke laut,
saat-saat menyenangkan, aku ngga punya kesan pasti tentang
menyenangkan yang bagaimana, tapi aku tau, itu sangat menyenangkan.
Sejak kuliah, aku tinggal jauh dari rumah, tidak pernah ke pantai lagi.
Tapi, baru kusadari aku tinggal dengan banyak komponen laut di
kamarku. 4 thn lalu, aku di hadiahi macam-macam kerang dalam kotak
plastik transparan berbentuk hati. setahun lalu, waktu dinner ultah di
Steam Restorant dengan Edu, aku bawa pulang shell dan kujadiin
hiasan di atas TV. 7 bln lalu, aku di bawain pasir dari Lhok nga sama
temen ku, karena dia tau gimana kesalnya aku waktu kami lupa bawa
pasir waktu di Nusa Dua April tahun lalu. Pasir itu sekarang ku taruh
didalam 2 gelas kecil mungil nan lucu. Pasirnya halus, bersih,
kecoklatan, di atasnya ada cangkang kerang dan biji-bijian hutan.
3 Tahun lalu, aku berdua temen cewekku ber-tenda di garis pantai,
kami makan roti di garis pantai, sholat di garis pantai, curhat di garis
pantai, terlentang di garis pantai menjelang sunrise. 8 bulan yang lalu
aku dibawain kulit Kima yang masih kecil dari Sibolga. Itu yang paling
aku suka ada di kamarku, prosesnya juga romantis. Yang terakhir,
6 bulan yang lalu, aku ke pantai dengan adikku dan 2 temennya. Aku
bawa pulang 2 kantong plastik pasir, dengan 3 warna yang berbeda.
Putih, coklat, dan hitam.
Kembali ke... Lhok Nga
Tadi siang, tiba-tiba kuhentikan motor kami. Tak bisa lagi ku tahan
ingin ini. Kubuka sendal gunung dan kaus kaki ku. Kucelupkan kakiku
kedalam air laut, kubasuh wajahku sambil dengan rindunya ku cicip
air asin itu. Aku minta di foto untuk kenang-kenangan (up load
menyusul). Dengan wajah yang kubiarkan basah asin, kami pulang.
Hari ini aku akan pulang dengan kulit lebih hitam. Bukan karena
terlalu lama berjemur, tapi aku memang membiarkannya terbakar
matahati Lhok Nga.
Repeat syndrome
5 purnama aku sudah melupakannya, tapi demi mendengar
lagu yang mengharukan ini, aku ga bisa menahan diri untuk
ngga memencet tombol "repeat".
Aku sering kena sindrom repeat ini, biasanya bisa seharian.
dan aku cuma bengong, menghayal sambil memainkan magic lines.
Tadi siang baru saja aku berfikir kalau dia sudah ter-erase
dari folderku, karena aku sudah mengaktifkan software auto erase
sebulan yang lalu. Bull-sh*t tu system!! padahal aku udah
register yang pake' bayar lagi.
Tapi, oh! neptunus, demi Judika dan Bukan Rayuan Gombal-nya
I am stranded. Lying a helpless, a breathless, all-a-nite
until i got slept.
Dengarlah sayangku!tiada yang lain saat ini, engkaulah yang ada dihati.
Hanyalah dirimu yang ku mau, Selamanya hanya darimu.
Aku ingin kau menemani hariku dan mengisi rasa kesepian di hatiku.
sampai nanti hanya slalu namamu yang ada di dalam lubuk hatiku.
Jendela
Jendela, sampai menit ini masih jadi tempat ter-emosionalku.
Jendela mobil yang terbuka dan berangin membingkai dinamis wajahku
dengan rambut yang berterbangan. Bukan kebetulan aku menyukai pemandangan, terutama hutan-hutan, pohon-pohon, sungai-sungai.
Lamunan terbanyak, ya di jendela. Hal-hal aneh, ide-ide ganjil, hadirnya saat melamun di jendela. Semua jendela.
Kalau di jendela kamarku, dulu aku selalu melihat si tersayang, kebetulan dia tetangga depan rumah, kalau dia mau pergi, aku buru-buru buka pintu dan kasi senyum termanis buat dia. Kalau dia pulang, aku pun segera membuka pintu lagi, kadang senyum, kdang cuma anggukan. Ah... indahnya masa itu.
Dari jendela yang sama juga, waktu melihatnya pertama kali membawa pacar barunya ke rumahnya.
Sekarang, si tersayang sudah pindah, tapi aku masih saja belum bisa menghilangkan kebiasaanku untuk membuka jendela tiap pagi dan melihat ke arah jendelanya. Kalau lewat dari depan rumahnya pun, aku selalu melongok lewat jendela kamarnya. Kalau kebetulan si Bobby, anjing peliharaannya dulu, lagi melesot disitu, pasti ku sapa.
Tersayang, indah sekali waktu yang pernah kita lewati. Terindah. Setelah selama ini, semuanya masih terasa begitu indah. Bahkan saat ini, aku masih bergetar mengingat semuanya dulu.
Tak ada keinginan khusus untuk akan bersama siapa aku nantinya. Aku hanya ingin jatuh cinta sekali lagi, seperti yang pernah kau jatuhkan buatku.Kalaupun tak seindah denganmu, tak apa.
Thursday, February 22, 2007
Jurus Cermin
Hey…hey… hari ini ada yang berkata padaku. Begini...
Kau tau caranya bercermin pada orang lain? kujawab, dengan melihat reaksi orang terhadap tingkahlaku kita. kutambah lagi, dengan meminta pendapatnya tentang diri kita. Tapi kelihatannya dia belum puas. Kutambah lagi, mendengar apa yang dikatakan orang yang ada disekitar kita tentang kita.
“Hei...hei... kau boleh juga”, katanya menoel ujung hidungku. Aku tersenyum menunjuk hidungku dengan jempolku sembari memiringkan kepala dan memonyongkan bibir. “Tapi bagaimana kita tau dia cermin yang tepat, bagaimana kita bahkan untuk mengetahui apakah dia cermin atau bukan? atau lebih advancenya lagi, gimana menjadikan seseorang itu sebuah cermin?” aku mengencangkan ikat kepala, kemudian aku manggut-manggut.
Dia bangkit, dengan sebelah tangan menyiku di punggung dan satu lagi mengelus-elus janggutnya. “Kita harus mencari orang yang tepat untuk bisa dijadikan cermin, yaitu orang yang mengenali emosinya, mengenali kapasitasnya, mengetahui panjang akalnya, komplitnya lagi, orang yang mengenali dirinya” seakan tau isi benakku “dia dapat berada di dalam dirinya secara utuh, dia juga berada dilingkungannya secara utuh. Seperti aku, aku bukanlah cermin yang baik, sudah 27 tahun aku berada dalam gua gelap dan lembab ini, aku belum bisa mengalahkan emosiku pada dunia multi-peradaban yang pernah kudiami, dan aku belum cukup rampung menguasai jurus-jurus langit untuk berhadapan dengan bangsa realita yang ada diluar, aku tak pernah siap. Tapi bukan berarti aku tidak mau me-launching titisanku, yaitu kau! sebagai penyempurnaan dari diriku” katanya sambil menunjuk tajam pada hidungku. Sambil mengelus hidungku, aku pun manggut-manggut. Tiba-tiba dengan suara lantang dia berteriak, “BAIK!! MARI KITA MULAAAAI !!”
Hiaaaatt.....
Jurus pertama !!
Pilihlah teman yang cerdas, yang mau berbagi, selalu ingin lebih advance.
Hiaaaatt.....
Jurus kedua !!
Orang yang kocak, punya selera humor dan tidak menyalah gunakan tiga hal!! uang, hasil bumi, dan teknologi
Hait!!
Jurus ketiga
“Dan ini yang terakhir” katanya agak pelan dan dalam.
Sering-seringlah memperhatikan orang, setiap orang pasti punya rasa kebanggan pada dirinya, rasa bangga itu biasanya terjadi setelah dia mengalami sebuah pertempuran yang hebat, atau baru saja mendalami ilmu baru. Nah! Sangat baik bila kau melihat wajah-wajah mereka dan merasakannya secara detail dengan inderamu. Tapi ini baru boleh kau lakukan setelah kau menobatkan dirimu menjadi dirimu.
Monday, February 19, 2007
---@ KEANEHAN YANG TAK PERLU
---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@
kenapa di bumi yang sedang mengalami global warming ini yang bulan juli tahun ini akan bersuhu 38 derajat, masih harus dibebani dengan keanehan yang tidak perlu.
---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@ ---@
KEANEHAN YANG TAK PERLU
Berteriak anti munafik dan menjalankan hidup mewah ala korupsi munafik serba tak halal. Bergaya anti kemapanan tanpa pernah merasakan berbaring di Italian Leather Sofa setelah berplesir dengan kapal putih. Melantunkan lagu Bono tanpa tau siapa Chairil Anwar. Berteriak anti sinetron dan menjalani hidup ala sinetron. Menyanjung rindangnya pepohonan dan menggunakan tissue seakan sudah menjadi budaya nenek moyang. Lebih fasih menyebutkan Spaghetti atau Eu de Toilette dan masih saja mengutuki sepasang publik figure yang hidup serumah diluar nikah.
Ada gap yang tak terkirakan antara setiap elemen semesta meski ber-rotasi di detik yang sama. Setiap momentum, setiap elemen memiliki evolusi masing-masing yang tak terukur, tak ter-grafik-kan. Setiap momentum, setiap elemen hidup dalam momentum dan elemennya masing-masing, bentuk implementasi(lah) yang akan menentukan dan meberikan wujud, reaksi dan apresiasi.
Pernah lihat bar-bar peak level audio atau lebih advance-nya visualization ? Setiap titik, garis, lengkung, siku, adalah tunggal dan bebas, tapi lihatlah begitu indahnya implementasi dalam mengekspresikan setiap momentum lantunan lagu. Setiap bentuk dengan bebasnya menjalar-jalar liar, setiap hentakan beat drum akan memicu gerakan-gerakan yang lebih dahsyat !!
Gimana ya kalau itu teraplikasi sempurna pada kita? Ya! kita, setiap makhluk yang ada di semesta. semua bergerak harmonis membentuk suatu kesatuan namun dalam kebebasan masing-masing? furthermore, rasanya tak ada komponen yang terasa tak perlu dan mengganggu penglihatan. Semua tersasa begitu menyatu dan hamonis dalam lantunan musik dan diagram visualization yang menghipnotis.
MB apartment.
Jenuh itu, Sadah itu,
Jenuh itu, sadah itu, datang lagi. Ngga ada kejadian khusus yang mengkatalisasinya. Hanya karena sebuah (ya, satu buah) pertanyan yang diharapkan yang tak ditanyakan dan sebuah pernyataan yang tak dinyatakan. Banyak clue dalam omonganku mengarah kepertanyaan dan pernyataan itu, tapi tak juga kunjung di ucapkan.
Jangan salahkan aku kalau semuanya jadi begitu hambar. Kedatanganmu kali ini tak akan merubah apapun lagi, semuanya sudah tergores permanen di memoriku. Kau tak sepenting dulu lagi, walau kau tak pernah tau sepenting apa kau buatku dulu. Waktu yang kusediakan, sangat cukup untuk membangun sebuah peradaban sekalipun. Tapi kau lebih memilih mematut dirimu di depan cermin dan memamerkan bulu-bulu indah mu.
Sekarang, waktumu habis, aku akan membangun peradabanku sendiri. Tak ada bagian dari dirimu -yang dapat melengkapi peradabanku- yang tidak dimiliki oleh orang lain. Aku tak takut akan kesendirian yang akan jadi konsekuesinya. Kesendirian, belakangan ku tau adalah salah satu komponen peradaban yang kau ajarkan padaku dimana seolah-olah hanya kau yang memilikinya.
Aku tak perlu kau untuk menyadari sendiri itu ada.
Aku tak perlu kau agar aku disebut berdua
Aku tak perlu bertemu kau untuk dikatakan bersua
Aku tak perlu kau untuk jadi sempurna
Aku tak perlu kau untuk jadi saksi indahnya langit sore
Aku tak perlu kau untuk merasakan pasir pantai yang menyusut di tapak kaki
Tak perlu kau untuk tau aku itu ada
Jenuh itu, sadah itu, masih menyisakan satu terima kasih untuk ketiadaan yang kau hadirkan. Kerancuan yang sementara ini kini menjadi kerancuan permanen yang sudah permanen. Tak ada penyesalan untuk itu semua, karena semua memang berjalan semestinya.
Thursday, February 15, 2007
Childish
Tahun lalu aku punya target:
;mau jadi yang dewasa, yang kalem yang rapi, yang berprestasi
;ngga bo'ong lagi, ga begadang lagi, ngga mer*ko* lagi
;hidup sehat..hat..hat..makan buah, makan sayur, olah raga, yoga
;rajin membaca, rajin menulis, rajin mengaji, rajin membersihkan
rumah
;berbakti pada orang tua, sayang teman, menolong sesama
Macem-macemlah, pokoknya semua yang ada di doa-doa umum ala
menjelang tahun baru. Now let's talk about the process and
result.
Chapter I
untuk jadi dewasa:
deket-deket + ngobrol ama yang dewasa = JAIM
untuk jadi kalem dan rapi:
jaim + pake pakain rapi = CUPU
untuk jadi yang berprestasi:
Cupu + berkarya = SINGLE NANNY
Chapter II
untuk jadi yang jujur:
berkata jujur + dapat dipercaya = NABI
untuk ga begadang lagi
cepat pulang + jangan terlambat sampai di rumah = SLANKERS DONG :|
untuk ga mer*ko* lagi:
makan permen + makan permen = OMPONG
Chapter III
hidup sehat..ha..hat..
makan buah + makan sayur + olah raga + yoga = BUDDHA
Chapter IV
rajin membaca:
beli buku + jangan keramas = !@%*_(%@!#*^
rajin menulis:
berpikir + r*ko* = B*K*R
rajin mengaji:
sepi + siang = LUPA
rajin membersihkan rumah
boyfriend + music = GUESS WHAT!
***
Ga ada target apapun yang harus buat kita absen dari putaran bumi
dan absen dari the dinamic dancing-nya nature, kecuali m a t i .
It's fine if that I am a childsh. Being even such a dumb-jerk creature!!
I still have The Almighty to lead me. Love of The Beneficent every time.
***
his Coming Part II (Dim Sum)
Two hours before I cancelled this dinner, I have a friend
about to come. But they were begging me to join.
We had a friends gathering, We did this often before.
But this is the first in 6 months. I frequently met the
girls, cuz they're friend of mine. The had eaten, but I
upsurged their appetite again (*like I always do*).
We start dinner for Part II. They asked about the friend, not
much I cud share. The friend now coming back to his town, leave
me with a message "have a nice dimsum".
Me and the three couples spent two magnificent hours.
While I kept thingking about the friend. Have a nice trip.
Then one thing happen, I lost the CD. Disc 1. Now I have to
pay the CD. At least, I had Disc 2 for my collection.
His Coming Part I (Lake House)
they complimented me with 2 free CDs to rent for free.
I chose Failure to Lunch and Lake House.
The latter, I chose cuz my friend lent me the CD,
two days before my birthday. But I'm upset cuz she
gave me the pirates one, and the copy was too bad,
with transtool text, very dissapointing. Once in view,
I cud see it was a nice movie to watch. I've seen the
advertisement and some screens. But I hadn't decide
when to watch, I was waiting for a great time.
Then, 4 days after, my other friend told me that
he wanted to came to my town, and pursuited a space
to met. We only met for two hours, cuz I had an appointment
and he must come back to his town. suddenly I decided
this is the perfect time for "Lake House" and I told him
that I must watch it with him. What wasting, we didn't
even know the end. But we both know it's about time line,
they communicated in 2 years gap of time. Furthermore we
spent our time with goodbye wishes. He asked "when will
we met again?" I said two years. We laughed.
I deliver him to his hotel to get some stuff and
to bus station. I really wanted him to stay. Then, in a
rush I reached my friends waiting me in a restaurant, we
had a friends gathering.
Wednesday, February 14, 2007
Boleh Rehat?
Sayang, semuanya ga mudah ya ternyata.
konsistensi, konsekuensi, eksistensi, komitmen,
semuanya kaya' jejaring yang harus kita
perlakukan special. Semua meminta urgensi dan
atensi yang komplit, tak boleh kurang.
Aku pikir, aku mulai kewalahan menjalankan
jiwa raga ini, terasa seperti rongga dimana-mana
Sementara aku harus mengisi rongga-rongga,
aku juga terus digerus oleh sirkulasi semesta
demi mempertahankan eksistensiku.
Soulmate, bisa ngga, aku rehat sebentaaar aja.
Biar aku komplit dulu, biar aku kuat dulu.
Aku ngga kuat terus-terusan berkaca dan melihat
rongga-rongga itu. Aku kadang merasa tak mampu
walau hanya mengikuti aliran, entah apa yang harus
kukatakan pada jiwa raga ini agar mau bersabar,
agar mau jadi orang yang tangguh.
My dear, aku mau istirahat, sebentar aja.
Sunday, February 11, 2007
Happy Birthday Me!
I'm writing this in the puoring rain, under the half-circled roof.
Deras sederas-derasnya. Angin kencang, semuanya bergoyang.
Begitu juga rambutku yang sengaja ku gerai agar dia-tiap helainya
juga merasakan kebahagiaan mendalam yang kurasakan.
Sesekali aku harus menurunkan screen, karena angin yang kadang-
kadang terlalu kencang, membawa butir-butir air yang tidak disukai
elektronikku. Banyak yang kupikirkan, melanjutkan ambisi yang
meluap-luap saat aku meninggalkan rumah tadi siang. Benar-benar
waktu, tempat, cuaca yang sempurna buatku hari ini.
Saat inilah aku merasa semuanya begitu indah, tepat, terencana.
Bukan kebetulan kalau hari ini, di hari ulang tahunku aku berada
disini. Semuanya karena suatu sebab akibat. Aku memang harus
berada disini karena aku harus men-download beberapa
lagu buat band baruku yang baru terbentuk semalam. Tadi malam,
seusai nge-Jam asik nan keringatan kami nge-bandrek, tepat saat
SMS ulang tahun pertama datang. Sekaligus mengingatkan kalau
aku ulang tahun.
For god Sake! aku memang lupa. (all this time I kept thingking,
someone who forgot their own birthday, were just look for attention,
or not being true to theirself, some kind like acting...)
Di tangga, under the half-circled roof between windy poring rain,
aku bertopang dagu sambil tersenyum, merasa betapa diberkahinya
aku, hari ini. Kalau ini bisa mewakili, aku akan bilang kalau
keadaan ini sungguh romantis. Apa yang kurang? hujan, angin,
pohon-pohon hijau, taman yang luas dan rapi dengan rumput yang
terawat, sunyi, bebas. Aku merapatkan badanku ke dinding tangga,
biar ngga kena tempias hujan. Indahnya...indahnya...indahnya...
Karena angin membawa terlalu banyak air, aku harus berhenti menulis,
kubuka tasku, ada r*ko* menthol, mudah-mudahan bisa kunikmati.
Setelahnya, sementara hujan juga masih terlalu liar, kubaca novel
"Norwegian Wood"nya Haruki Murakami. What a perfect! Si tokoh sedang
dalam sebuah perjalanan jauh. Di dalam bis dan sedang melewati pegunungan,
lembah dan komplemen-komplemen lainnya di daerah Jepang sana, di awal
musim gugur, oh! romantisnya. Nothing I want more than be in Japan in the
beginning of spring and side by side with a Japanesse boyfriend ala Takeshi
Kenishiro. Mau tak mau, sesekali aku menutup buku dan membayangkan kalau
aku sedang di dalam bis yang sama di samping pria itu. Hmmm... comfort.
Sedang asik melamun, aku dikejutkan 4 orang anak-anak. Karena hari
minggu, areal ini banyak juga di datangi oleh anak-anak dari kampung
sekitar. Karena hujan sudah mulai reda, kutawarkan mereka melihat
gambar-gambar kartun, kuputarkan juga lagu theme song "spongebob
squarepants". Karena battery mesin ini udah tipis, kami bubaran.
What a perfect birthday gift from God the Greatest.
Suspicious Day
I can't wait to learn how not to ruin a relationship.
But it's been quite long since I had ruined my last date.
***
Today was a very suspicious day. It began when I went to work
this morning, it was quite on the street. I was start asking,
what day is to day? what date? it was unusual than recently
days. Used to be sun shine before 8, and I got wet cathed the
office.
Today, proudly I brought my computer in a new bag. It just a
simple bag, but save enough for it. One thing, it's thin, so
I couldn'n put anything else in it, so I decided not to bring
the charger. Guess yes! I looked around the office building for
a half hour to find someone who use the same like mine.
I promised him only for 30 mnts, until an hour later he came to
got it.
I used a hairpin cuz I bought it yesterday. But I lost it on
the way went home. hoo.. too bad. Lunch time, in a rush I left
home to met my girlfriends, and... and...
YES! it was raining! rain... rain.. not to heavy but enough to
make the answer of my bad day.
About the girlfriends lunch, it's a new place, took a half hour
to find it. We're talking about everything from Rizky the cute
to Serendity and the Indonesian version movie. Then we decided
to look after some CD to watch at my place. Yes we did. But
things changed easly if I chillin' with those ladies. After the
CD picked, we went to Elsi's house. The most time, we talked
about Megawati. (*what do you expect?*) We talked about her
daily life. When to do hair cut, bath room actvities, or who bought
her underwears. The same thing happen to our president. What happen
if he really needs to piss a gas? whew.. such a thing!
In third to four of my hours, I watched 'Shall We Dance'.
Please blame and hold me from being a ballroomed.
***
Those words may not suspicious for you, maybe. Just regard that
it's just a day to share. In case, I really missed somebody,
and I really want to meet.
Tuesday, February 6, 2007
Psycho
just like the other normal.
sometimes I act like a smart, sometimes act like a fool.
Some other stupid normal people act too much like a smart,
and the rest too much act as a fool.
From those kind of peole, there's another kind of person.
PSYCHO...!!!
we can't separate them in "act-like-a-smart" group
or "act-like-a-fool" group.
They even smarter than the smart one,
some called them genius.
And foolest than the fool one,
some called them idiot, mostly called them "looser".
Let's mention Aristarchus, Einstein,
they are both looser and liar in their ancient century.
So, fine if peoples told you a fool, big mouth mostly.
Just say and do something!
Great Expectation
Karena layar tv ku datar, aku berharap melihat bayangan yang datar.
tapi kok malah cekung ya?
Terkadang ekspektasi kerap berseberangan
bahkan menemui jalan buntu bila berhadapan dengan fakta. Reaksi akan sebuah ekspektasi ditentukan oleh Kadar ekspektasi. Terkadang, kita melewati semua elemen ekspektasi
dan implementasinya secara diluar kesadaran.
Mulai dari;
pre-ekspektasi-ekspektasi-sub-sub ekspektasi-pasca ekspektasi-reaksi-hasil reaksi.
Other mean, dalam banyak aktifitas, kita tidak menyadari alur
ekspektasi ini, semuanya terasa mengalir saja, tiba-tiba kita
sudah sampai pada hasil reaksi, even worse, kita ngga merasakan
apa-apa, mungkin disebabkan pengenalan ekspektasi yang bantat.
For example, seberapa sering kita pernah menyadari semua alur
ekspektasi ketika hendak tidur dan mencoba memejamkan mata?
Ekspektasinya Mungkin mengantuk, tidur lelap dan mimpi adalah
universal yang mempunyai range error yang sangat sempit.
Sehingga, begitu sedikit efek reaksi negatif yang didapatkan.
Faktanya 60% dari penduduk dunia mengalami masalah susah tidur,
umumnya yang dimaksud adalah "insomnia". Dan mungkin akan terus
ditambah seiring semakin mengerucutnya piramida sistem kehidupan
(lihat piramida kehidupan).
Ekspektasi berlebihan akan memperluas range interupt yang bahkan
berakibat error-nya sebuah misi. Faktanya, kesederhanaan ekspektasi
sering dikambinghitamkan dengan perwakilan kata; louzy, pesimism,
unstuctured, dismotivation, ngga kreatif, ngga produktif.
Mungkin bila ditinjau dari layar yang datar, akan begitulah
result dari simple expectation, tapi mari kita lihat dari sisi
yang humanis, kejujuran akan ekspektasi justru akan membuat kita
lebih mengenal akan ekspektasi itu sendiri, lebih dalam lagi,
mengenal diri kita. Bukankah spirit, optimism, creativity, akan
lebih bisa dikenali wujudnya dari pribadi yang berjenis jujur dan
berkepribadian?
Hujan udah berhenti, bayanganku udah ngga ada lagi di TV, karena
aku sedang berbaring dan mendengarkan Maksim Mvrika
*bumble bee, dahsyat!*
My great expectation is, having the first, the last and the most
spectacular at once in a row!
Tell me yours!
Too Little
am I out uf date? in this growing universe?or their mind grew faster than it should.
For sure, I really need time and space to look my self in the mirror. The microphone in my ear required an extreme cleaning. Re-frage my disc.Thoughts were something I left too long in the garage.
For my capacity, i've read too little, see too narrow,heard too whispered, I was wasting too much times for my self, but for Neptune sake! I still can't figure out the ME. Being as well as sunset or sunrise seemed too impossible to behave. But being a water that seemed wiser, never make me a wiser.
For ages, I used to held my head up tight for glorious I had never achieved. Now the crown silently killed my kingdom, deeply; my personality.Can you figure a MOTHER SHIP? that was me. I could provide everything. Never aware about a little-small-tiny hole present in the hidden uf the bottom uf mine, some people recognize and diagnosed it as de-generative syndrome or a natural behave. I kept thinking the same either. Until, recently I can smell the water uf sea and gobbling my outer skin.It didn't hurt at all, nor the noise.
We usually need someone else faced us to the mirror. Better if we can see ourselves in it. This is important! I talked to many people recently, d'u know what? I could see me in them, even not a complete, perfect version, the point is, I could see me.
I woke yesterday. I hope that was my starting point. Thanks to everyone who talked to me, before, now, later.
Monday, February 5, 2007
How's this jufe?
Boleh ngga aku minum nutrisari jam 2 pagi?
kalo ngopi sebelum minum air putih sebangun tidur?
Ngerokok menthol barengan sama soda kok bikin pusing ya?
Mana yang lebih bagus? Cashflow Quadran atau Rich Dad, Poor dad?
Film Babel kalo ngga ada Brad Pitt menurutmu akan jadi gimana?
Kalo Liqueur-nya Bols Blue yang Curacou di campur Mix Max-nya
Vodka asik ngga?
Mangkuk buat sup kental, yang kaya mangkok bakso ato yang kayak mangkuk cereal ya?
Gimana connect pake proxy yang di FKG? di Perpus ga ada yang nemenin.
Kok kata cewe yang di ultra disc, bersihin CD bagusan pake
minyak kayu putih? pake alkohol malah ngga oke.
Tau Gabin kan? grup jazz itu, aliran musicnya apa ya?
Sama Bob Marley kerenan yang mana?
Sebaiknya susu dulu, atau makan dulu?
Gimana ini semua? brain mu kan upgrade terbaru.
Can't think anything nie! stucked n the middle uf emptyness.....
Perpus, 18:21, tempat bermain dan belajar.
PS: be near!
Thursday, February 1, 2007
kanak-kanak ^_*
Cintaku adalah cinta kanak-kanak
dan ke kanak-kanakan...
rindu yang selalu bersemu
rasa tak sabar ingin jumpa
hendak memberi segala yang manis
cemburu bila berteman yang lain
Hendak sekali pergi ke pesta
pura-pura bertanya rekan sejawat
pandangan selalu mencari-cari
tak pernah mendengar yang di depan mata
Bersentuhan adalah magma
setiap aksaranya bergema
pejam mata, buka mata...
teringat selalu perjumpaan terakhir kali
Ingin sekali menuliskan namamu
ingin sekali menyebut namamu
ingin sekali berjalan bersamamu
ingin sekali berdua denganmu
rindu, rindu, rindu, rindu
Sengaja mencari media alam
untuk menyampaikan rindu
dan bertanya-tanya...
apakah alam mampu menyampaikannya
Bila melihatnya datang
semua keluguan pun hadir
jujur sikap nan manja
semua kepentinganpun terbersit
Ingin aku membekukan waktu
demi melihatmu tersenyum
dan membaur di auramu
dan melihat lekat rona-mu
Kapan bertemu lagi
kapan purnama lagi
kapan pesta lagi
kapan datang lagi
rindu, rindu, rindu, rindu
Kompas Usu 2:30 am
Friday, January 26, 2007
Do simply and better (heal me!)
It's only connecting with nerves which run
beyond mind. Even there's an unique addictly
feeling in doing it. Let's say, korek kuping or ngupil
we didnt even mention it in daily activity when
teacher asked for homework article.
**Listening "just feel better" Santana feat. Aerosmith**
Smart discussion is a simply even for dummies.
simply act is a planned multi-worked organized
nerves systems. A cliche says 'think globally,
act locally'.
10% adult would be hardly applicate this cliche.
10% from the 90 were thingkin' how to manage this
25% from the 90 of the rest 90% would be strongly
understand this sentences.
60% from the 75 % really...really understand.
Rest (including me) tried not to disscuss.
Find the private legend as Paul Coelho explained
are only about two choices.
Brave or not brave! symply isn't it?
Who dares to tell me not to believe in the power
of faith, gain and pray?.
For god sake! Not even Clinton, I believe,
brave to bet for his private legend.
But, I believe there are such people who get their
legend. Now maybe they be in their hidden place
to secretly enjoy their orgasm of life!!
I felt jealous to people who get many congrats greetings
in birthday, new year celebration, in phone conversation
for hours (Gee! what are they talking 'bout?)
or, being so important to ring the party bell.
Now, I'm trying not to anymore. I'm save in my on
scheme and skin. Just do any little simply to fell
BETTER.
Healling hidden place, 1:24 am.
Monday, January 22, 2007
dim sum and the complexity
Karena sebenarnya kita bisa menghindarinya.
Pengalaman hari ini mengajarkan ku pada pentingnya
kita mengenali suara hati.
***
Jam 21:30 kami bertemu, dengan agenda awal, ngobrol-ngobrol.
Sudah setahun kami tidak bertemu, e-mail, atau telepon.
Cuma sms, sewaktu aku iseng-iseng buka-buka phonebook di handphone.
RHay, itu nama yang kusimpan. Kepanjangan dari Raga Hayga.
Sekarang kami ada di Cafe Grey Sand, sedang menunggu dimsum
dan jus lemonku. Dia cuma kopi. Selalu kopi.
Waktu dilihatnya aku dengan lahapnya makan, mungkin dia ngiler,
diambilnya juga sumpit yang disediakan di meja.
Sambil mengunyah aku melirik dan tersenyum.
Apalagi pembuka pembicaraan selain basa-basi. Karena, tadi sudah
kukatakan kalau aku kangen. Tak sedap kedengarannya kalau harus
kuulang berkali-kali. Padahal ingin sekali aku mengatakannya
beberapa kali lagi, sambil merapatkan gigi dan menggenggam jarinya.
Sesungguhnya yang aku mau, hanya berlama-lama dengan dia,
tak ada yang mesti di bicarakan, karena ngga ada interest yang mesti
dibicarakan. Tapi cafenya cuma sampe jam 12. Kami sama-sama bukan
warga kota ini, tidak punya banyak referensi tempat untuk didatangi.
Kalau ke apartemennya, itu hanya menimbulkan masalah baru.
Setahun ini kami tidak akrab, cuma karena masalah klise tentang dua
pendiam yang terkurung suntuk di apartemennya.
Ketemuan kali ini di prakarsai kedatangan seorang teman lama, teman
kami berdua, yang siang tadi sudah pergi. Aku juga lihat keinginan
yang sama di matanya. Entah keputusan apa yang terjadi dalam 5 menit
ini. Tiba-tiba dia mengajakku ke cafe lain yang buka 24 jam.
Dalam taxi kami cuma mengomentari makanan tadi sambil mencari tau
isi hati masing-masing. Masihkah dia mau bersamaku malam ini?
Usulku, ke apartemenmu aja yuk?. Dia agak kaget, tapi masih ada
couriousity yang tertangkap visual retinaku.
Dari sini semua kepelikan itu seakan menemui momentumnya yang baru.
Begitu mudahnya begulir, semudah kata "ya".
Kompleksity juga dapat dihindari semudah "no".
Tapi terbayangkah proses yang terjadi di dalam aliran darah,
denyut cardio, nerves metabolism? atau bahkan tarikan nafas?
yang semuanya parasimpatis. se-parasimpatis "no" atau "yes".
hidden place, kompas (finishing touch) 2:14 am
'ntah
tidak begitu peduli dengan apapun yang terjadi
di sekeliling ku. Kata Andre, aku boleh melakukan
apa saja,semauku. Boleh ngga pulang ke rumah,
boleh ngga mandi, boleh makan mie dua porsi,
boleh pake baju yang pendek sampe kelihatan punggung,
boleh ga cuci muka, boleh ngga pake sendal kemana-mana,
boleh menghembuskan asap rokok dan menjentikkan abu
kemana-mana, boleh repeat lagu Cruisin'-nya Gwyneth
Paltrow seharian.
Bila aku sudah puas menjadi Andre, aku akan menjadi
si -jerk-bored-person. Aku ga pernah berhasil jadi
teman yang baik. I keep loosing friends along my way.
Sekarang, setiap ketemu temen hang out yang baru
yang agak cocok, aku berjanji untuk menjaganya,
se-ngebetein pun dia. Aku juga keep trying menjadi
orang yang menyenangkan bagi semua orang, memberikan
manfaat, solusi, be a shoulder to cry.
Tapi lagi-lagi, niat cuma tinggal niat, yang paling
bisa bertahan selama 8 menit saja.
Kompas, 2:06 am
Sunday, January 21, 2007
kosong
seorang pun yang aku minta
agar berbohong untuk
menyamankan ku
Bahkan, tak ada lagi
yang berteduh di berandaku
atau makan siang di dapurku
aku begitu kosong
bahkan tak ada lagi orang
yang harus dengan berat
untuk ku lepas
***
Hampir Setahun yang lalu aku memutuskan
untuk bersama orang yang biasa-biasa saja
agar seseorang itu tidak bisa
mendeteksi keanehan jiwaku,
tidak mendeteksi liarnya auraku
tapi, bahkan orang yang sederhanapun
tidak mampu menalarku.
Pada siapa lagi kutumpahkan penat ini
tak ada pohon rindang yang cukup lebar
untuk meneduhi ku lagi.
hidden place, 22 januari 03 am.
MENTHA PIPERITA
MENTHA
PIPERITA
RECIPE
LUCKY
STRIKE
IT'S TOASTED
CIGARETTES
---
BRITISH AMERICAN
TOBACCO
INDONESIA
LUCKY STRIKE
LUCKIES DISTINCTIVE TASTE IS BASED UPON OUR
ORIGINAL RECIPE. IT'S TOASTED. ESTABLISHED 1871.
MADE BY BAT INDONESIA Tbk JAKARTA,
UNDER AUTHORITY OF BRITISH AMERICAN
TOBACCO (BRANDS) INC.
8998 1122
20 CLASS CIGARETTES
---
MENTHOL LIGHTS
OUR RECIPE
We added Mentha Piperita
to this Lucky recipe for a
refreshing fusion of cool
menthol and rich tobaccos.
"It's Toasted".
MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN
KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI
DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN
---
8MG TAR 0,7 NIKOTIN
HANYA UNTUK DIJUAL KEPADA
PEROKOK BERUSIA 18 TAHUN KE ATAS
---
LUCKY STRIKE
MENTHOL LIGHTS
ESTB
1871
BLENDED WITH
TOASTED BURLEY
---
LUCKY
STRIKE
MENTHOL LIGHTS
-------------------------------------
EST.1871
Aceh Tamiang (Pasca Banjir)
kami se-mobil ke RS. Pertamina Brandan, menunaikan
tugas.Aku mengiming-imingi mereka makan siang
ikan aji-aji bakar di pasar tradisional brandan,
Tanjung Mutiara nama warungnya. Aku sama Pak Tommy
beberapa kali kesana. Rasanya dahsyat, sampe Pak
Tommy -yang ngga biasa-biasanya- sampe minta nasi
tambah. Yang bikin special dan beda dari tempat
manapun, sambel 'laot'nya itu. Komposisinya cuma
cabe rawit, bawang, terasi plus jeruk nipis,
Tapi! oh, Neptunus!I bet you'll wont never forget
the fabulousy!Ikannya lumayan besar. Jadi, kalau
budget terbatas, bisa seekor buat berdua. Dibakar,
dan diolesi bumbu yang alamak jang! Singgah la kesana
kalau kalian melewati Kota Brandan.
Setibanya di Rumah sakit, kami makan lontong mie
yang udah dingin, karena di sajikan menjelang makan
siang. Sampe jam 2 kami disana. Tapi karena kami
harus ke Pangkalan Susu dan Kuala Simpang menjumpai
klien yang lain, kami ngga kepikiran lagi untuk makan
siang disana.
Setelah beres di P. Susu kami langsung cabut dengan
terburu-buru ke Kuala simpang. Begitu memasuki
Besitang, kami melihat sisa-sisa banjir. Mulai dari
rumput-rumput yang berbalur lumpur sampai kasur-kasur
yang dijemur di depan rumah-rumah. Furthermore,
kami mulai menyusuri Kabupaten Aceh Tamiang,
lagu-lagu dari laptop ini, mulai tak didengar lagi.
Awalnya, semua bengong, ngga nyangka kalau yang
diberitakan di media-media, aslinya sedahsyat ini.
Semua ngaku, kalau ngga begitu mengikuti semua berita-
berita itu.
Aku memperhatikan, terutama rumah beton, karena dari
cat temboknya bisa dilihat setinggi apa air yang pernah
melewatinya. Dibeberapa titik, ada juga tenda-tenda
darurat yang disponsori UNICEF. Satu kata yang terus
ku ulang. Dahsyat!. Waktu lewat dari sungai Raya,
yang sekarang jadi begitu lebarnya dan terbuka.
Aku membatin ...wah ni dia sumbernya...siapa
yang membuatnya begitu marah?
Memasuki ibukota kabupaten, speechles!
Aku pernah beberapa kali melewati kota ini, sekarang
tak ada yang kukenali selain gedung kantor bupati
dan gedung tank (ini sebutanku, ada banguna menyerupai
mobil tank). Warna mayoritas, coklat lumpur. Suram.
Leo yang humoris cuma diam. Cuma satu yang mencolok
disana, Toko Sepatu, aku lupa namanya. Cuma itu yang
bersih dan mengkilat.
Sekeluar dari Rumah sakit, kami singgah untuk makan
siang (atau malam kali ya? karena udah jam 5.30 sore)
disebuah warung sop. Rasanya enak, lumayan menghilang
kan penat sesudah bekerja. Kami juga disuguhi gado-
gado yang uenak tenan.
Perjalanan pulang ternyata lebih mengharukan, karena
waktu menuju Rumah Sakit Pertamina kami tidak melewati
jalan biasa, tapi memutar karena ada tanda dilarang
lewat. Waktu pulang, kami coba lewat jalan biasa
(sayang, aku ngga tau apa nama jalan itu),
Perkampungan padat penduduk, keadaannya parah,
meyedihkan, lumpur along the view, musik pun dimatikan
sebagai tanda bela sungkawa. Kami juga melewati
pekuburan cina yang sudah disulap jadi hunian darurat.
Masuk akal, karena letaknya agak tinggi.
Hari punmulai menggelap, cewe-cewe di bangku depan
bertelepon dengan anak atau suami. Sementara, aku
membatin...
...
maafkan aku Aceh Tamiang,
karena kemarin aku tidak peduli
bahkan untuk mencari tau kabar kalian.
Setelah melihat semua ini,
paling tidak sebaris doa
kusampaikan untuk kalian.
lumpur tak mengaburkan hatimu
air tak menyurutkan langkahmu
kabar gembira bagi kalian semua
yang telah teruji kesabaran dan
ketabahannya.
tak kulihat keluh di wajah tua muda
yang berlumuran lumpur saat membersihkan
rumah dan dan halaman dari endapan.
bahkan, sekilas melalui jendela mobil
aku melihat kebersamaan dan gotong royong
aku juga melihat padi-padi yang sudah disemai
di sawah kalian.
...
You've survived!
Medan, 17 Januari 2007. 8 pm.
"bukan foto saya"
"tapi ini foto kamu!"
"bukan! ini bukan saya"
"bukan? maksudnya?"
"iya, ini bukan foto saya"
"kenapa begitu mirip?"
"memang mirip, tapi ini bukan saya"
"lantas, bagaimana anda menjelaskan kartu
identitas ini? data dalam berita acara juga sama
dengan kartu identitas anda, apalagi
pembelaan anda? kenapa anda tidak mengaku?"
"karena itu memang bukan saya! foto itu dibuat
2 tahun lalu, dan saya bukanlah diri saya ketika
foto itu digambar. saya berubah setahun yang lalu.
Jadi semua perbuatan saya setahun yang lalu,
tidka bisa di tuntut di pengadilan manapun.
Saya tegaskan lagi, tidak bisa dituntut di
pengadilan manapun"
Medan, 21 Januari 2007, 01:40 am
Yanti dan Pria Itu di Gunung Sibayak
Dimana kau, kupikir aku sudah segitu egoisnya
ga main ke kompas dan menjumpai seminggu ini,
rupanya, waktu kemaren aku ke Kompas,
Edo malah nanya apa kau udah pulang dari Sibayak
ato belum, dengan kecil hati kubilang nggak tau.
Malah aku tanya sama siapa perginya, sblm di jawabnya
Kutebak, pasti pergi sama anak-anak ITM.
Iya, katanya. Aku langsung Il-Feel.
Katanya juga, kalau dia cemas, karena ga ada
handphone yang bisa dihubungi dan menurut rencana,
waktu kau meneleponnya, kalian mau pulang Kamis Day.
Tapi ini udah Sabtu Day, tapi kalian belum ada juga.
Iseng-iseng *suer! cuma iseng* aku telpon nomermu.
Ga aktif. Edo nanya, aku cemas ato ngga? kubilang,
engga tuh! dia kan sama pria-pria itu. Biarin aja.
Yanti, kalau kau pulang, dan membaca ini,
aku mau minta maaf, kalau aku ga pernah exited
tentang cerita-ceritamu tentang pria itu,
(sebut saja Marco, bukan nama sebenarnya)
karena, aku ga ngerasa ada cinta disana.
Dan ga ada jiwa lali-laki petualang di Marco.
Beda, kan? gimana aku waktu ketemu Opank (nama
samaran -red). Bukan karena ditraktir kopi,
tap aku ngerasain keberadaan jiwa Opank,
dia hidup, menjadi dirinya, sebagai lelaki.
Walaupun, sms-sms manjanya itu terlalu berlebihan
menurutku, karena pria-pria tough yang ku kenal tak
pernah begitu kecuali Eric (nama sebenarnya -red).
Atau, gimana aku semangatnya jodohin kau sama
agam peut neuk aneuk mata itu. Aku suka melihat
kepintarannya, bicaranya, sikap tubuhnya
*sikap Yan! s i k a p! bukan bau tubuh*
dia juga muslim *kalau itu penting buatmu*
dia juga anak K*m**s lagi. Kau masih ingat kan?
Betapa kerennya anak-anak mapala kita kalau di
bandingkan Karang Taruna yang di depan pendopo itu.
Tapi, semua terserahmu sayangku!
Asal kau masih tetap mau mengutangiku setiap bulan,
aku akan medengar your F**k*ng B**lsh*t tentang
pria itu.
Sorry, kalau terlalu naif. That's why we
keep loosing friend in our journey.
Jerry si Tikus
kamarku kemasukan tikus.
darimana aku tau?
awalnya ku kira aku lupa beli sabun mandi,
waktu aku mandi kok sabun mandinya ga ada
trus aku beli lagi yang baru, pake uang seribu
logam dari celengan cheetos ku.
besoknya, waktu aku pulang
-pulang cuma sehari sekali buat mandi,
trus pergi lagi-
oo,, dia menggigit sabun kuuuuu !!!
Segera kulihat lubang kamar mandi,
bener aja! tutupnya lupa dikunci.
kubersihkan bekas gigitannya dengan pisau
yang kuambil dari Garuda waktu aku ke Solo
tahun lalu.
Besoknya waktu aku pulang mau mandi lagi,
Oh! neptunus! sabun johnson-johnson itu hilang!!
segera sekali *dengan marah* kuliat
lubang itu lagi. Kok terbuka ya?
Dengan otak yang cerdas aku berpikir kalau tikus
itu yang membukanya, karna aku tidak memutar kunciannya.
Dengan sisa kecerdasanku aku berpikir,
kenapa sabun ya? does it taste like cheese, jerry?
'cuz it doesn't at all, look like a cheese.
Jadilah aku mandi dengan sisa lulur bengkoang
yang cuma cukup buat ketek ama sekitar dada.
Besoknya lagi, waktu Elsi numpang mandi,
dibelikannya aku sabun Lux Mawar yang ada gel merahnya.
Lumayan juga pikirku.
Tapi, lagi-lagi! demi saus thausand island yang lezat!
dia menggigit sabunku, tapi yang mengherankan,
kenapa cuma digigit ya? kok ga dibawa?
hehehe... maybe, jerry is still a baby, so he likes
the baby stuff.
Dan, yap! lubang sanitasinya terbuka,
dengan cerdasnya aku berpkir, kalau dia memutar
\kunciannya.
Jadilah kemarin aku meninggalkan kamar mandiku
dengan mengganjal lobang sanitasi dengan botol
sisa creamer yang sedang direndam untuk dijadikan
tempat nutrisari sachet ukuran 0,5 kg.
Tadi pagi, karena botolnya udah bersih,
waktu aku pergi meninggalkan kamarku untuk online
gratisan di perpustakaan, aku mengganjal lobangnya
dengan batu yang kubawa pulang dari Tangkahan
beberapa tahun lalu. lumayan berat, pikirku
dengan kecerdasanku yang sudah mulai dipermainkan
tikus.
Tapi lagi! olala, waktu aku sedang menonton konser
opera The Proms di TVRI, yang belakangan aku tau
ternyata itu acara 4 tahun lalu *Please deh TVRI!*
ada suara dari kamar mandi,
AHA! dia, jerry, si tikus, sedang memutar penutup
lobang sanitasiku. Haha! i'll beat you this time!
Kubiarkankan saja, karena aku yakin, batu itu
strong enough untuk menahannya.
Tapi, tapi, but, but !! dia berhasil menggeser batunya.
Segera kubentak dia, berharap dia takut dan kabur.
Gawat juga tikus satu ini, cepat kali belajarnya.
Jadilah malam ini aku mengganjal lobangnya dengan
ember. susah juga sih, menghalangi aktivitas ke kamar
mandi. Tapi biarlah malam ini begitu dulu, besok pagi
mudah-mudahan aku masih punya kecerdasan untuk
melindungikamarku yang baru kubayar sewanya
-setelah direpetin- 3 hari lalu.
Medan, 21 Januari. 02:20 am
Wednesday, January 10, 2007
Jam Pasir dan Peta
masih juga percaya pada fatamorgana
tapi jangan salahkan aku...
semuanya begitu nyata
bahkan aku bisa mendengar riak air
aku juga melihat burung-burung
dan hewan gurun lain singgah di sana
tanda-tanda juga mengarahkan ku ke sana
hanya hati ku yang mengatakan tidak...
tapi bagaimana aku bisa mendengarnya
dia bersuara begitu sayup
di tengah gelombang panas yang berdenyut-denyut
bahkan hatiku sendiri pun tak bisa mendengar
***
sekarang hanya tinggal aku
tergolek lemas di gurun ini tanpa air
hatiku pun entah kemana
mataku sudah mulai buram
tubuhku hampir terpanggang
asaku sudah sedari tadi kering
tak ada yang ku pikirkan selain jam pasir
aku menjelma menjadi nya
sedikit demi sedikit terisap masuk ke dalam pusaran
lalu musnah ....
lalu, seharusnya aku akan bergulir
menjadi momentum waktu yang baru
namun aku belum juga menyusut dan terhisap
kupasang semua inderaku
untuk merasakan setiap gerak tubuhku secara detail
denyut nadiku kedengaran seperti gendang
kedipan pun kurasakan seperti slow motion
kemana aku setelah ini?
pada siapa kita bertanya bila ingin pergi ke suatu tempat?
ya! pada peta! katakan..PETA!
Journey To Angkasan
Waktu aku masih kecil, aku ngga pernah merasa lebih enak
dari orang lain karena aku tinggal di lembah pegunungan Leuser.
Aku juga ngga pernah berpikir kalau in the next 20 years aku
akan sebegitu exited-nya melewati tempat tinggal ku dulu.
But this time further, aku ke Blangkejeren.
Another 2,5 hours from my childhood neighborhood.
Sesampai disana kami sarapan lontong mie. My favorite.
Kami juga belanja-belanji di pasar tradisional.
Aku dan Yanti sempat juga membeli beberapa sumpit
(aku lupa nama lokalnya)
yang terbuat dari anyaman pandan.
4 hari totalnya aku di daerah ini. Diawali dari desa Penosan Sepakat,
desa titik start pendakian menuju Leuser. Kami (with another
2 friends) memang tidak berencana ke Leuser, hanya puncak
di bawah Leuser saja. Pucuk Angkasan ( 2200-an mdpl).
Tau Mr. Jally kan? Hantunya Leuser.(terlau Narcism kalo dibilang
yang punya Leuser hehehehe... -Peace mr. Jaly)
Sebagai giude dan kenalan, kami singgah dirumahnya silaturrahmi
dan kunjungan balasan (halah!) sekalian menitipkan beberapa
barang non-peralatan pendakian. Laptop, body moisture, sabun,
apalagi komik Conan kaya'nya
ngga diperlukan di puncak.
Malam pertama kami bermalas-malasan di Green Sineubuk.
Masih baru, setelah beberapa tahun lalu "di"lalap api.
Ada 4 bungalow dan 1 kantin. Tepat di pinggir sungai,
ada batu besar, extreeeemly huge. Sudah dipasangi hanger
pula. Karena kami bukan pemanjat, jadi foto-foto bugil saja
sebagai media pengabadian suasana.
Bang Jaly bilang kalau Jufe sering berjam-jam
di batu itu. Ngobrol-ngobrol dan getting high.
Kami juga dibuatkan gelang dan cincin dari rotan.
(sampe hari ini gelangnya masih kupakai)
Dingin sekali disana, setelah foto-foto dan mandi-mandi dan
makan-makan
kami melewatkan malam yang dingin dengan main batu
domino sambil nge-teh jahe. Menjelang gelap Bang Udin,
adik Mr. Jally datang, dia yang akan nge-guide kami ke
Pucuk Angkasan. Budin, anak Mr. Jally akan menyusul
besok pagi-pagi membawa tenda tambahan.
Budin baru pertama kali ke Pucuk Angkasan. Maybe his father
thought that this is the perfect time to his son to get there.
Gimana ga perfect, perjalanan 1 jam ke Tobacco Hut kami
tempuh 1,5 jam !! (man!)
Tobacco Hut
Meninggalkan Sineubok, jalan terjal menuju Tobacco Hut.
Jenis hutan hujan tropis yang umumnya dutumbuhi tumbuhan
Dipterocarpacea. Karena udah lama ngga pernah jalan lagi,
track ini benar-benar such a great warming up buat otot-otot
manjaku. Yanti dan Eric nampaknya enjoy aja, ya iya lah!
yanti si pemanjat kurus yang rajin joging, Eric si
traveller -paling tidak udah pernah ke Leuser- yang tiap
hari jalan kaki kemana-mana.
Blame on me! harusnya jam 10 udah nyampe di Tobacco Hut.
Sebuah ladang tembakau yang sudah tidak digarap lagi.
Trauma petani akan pemerasan, membuat ladang subur itu ditumbuhi
ilalang dan rumput liar. Disebuah pondok -yang dibangun buat
siapa saja yang datang- kami beristirahat, masak mie instant,
Budin belum sarapan dari tadi pagi. Pondok kolaborasi
bambu dan jerami reot ini ber"lantai" dua. Dibawah, bagian yang
tak berdinding, sepertinya buat sapi atau kerbau, sementara
lantai atas, bisa digunakan manusia untuk sekedar berteduh
hujan atau mengistirahatkan penat. Yanti memetik tomat
(Tomat aceh) yang dibiarkan tumbuh di sekeliling pondok.
Lumayan untuk menawarkan rasa penyedap Mie Sakura.
Session selanjutnya, like any other fun-traveller, kami foto-foto.
Siluet yang oke, karena kami berada di dalam pondok yang agak
gelap. Tapi se-oke-okenya, kami cuma pake kamera pocket digital.
Yang dikata sama Fotografer-fotografer keren se-kelas Andi Lubis
(fotografer senior harian Analisa), "ga penting kameranya,
tapi man behind the camera". Karena "man" behind camera,
jadi lah Eric di daulat sebagai pemegang kamera,
dan kami modelnya (*klutuk*).
Next destination is Pucuk Angkasan. Dari sini -terakhir kali
bang udin sama Jufe beberapa minggu lalu- 8 jam full tracking
menuju puncak. Bagian pertama (bah! kayak cerita aja)
kami melewati ilalang (ini bagian yang aku suka).
Diantara lalang-lalang itu, aku mencium wangi yang sedap sekali,
seperti wangi sereh. Aku tau, kalau ini adalah wangi ilalang yang
mengeluarkan aroma karena kena gesekan langkah-langkah kami.
Lalu kami melewati beberapa jenis hutan. Hutan tropis
ber-dipterocarpaceae, diselingi rotan-rotan kecil,
lalu selama 2 jam (chapter 3 kali ya?) kami berada di hutan lumut.
Oh ya! jangan lupa, mau itu chapter 1 atau chapter 4 nantinya,
kami selalu berada dalam udara yang extremly damn cold! dan
sesekali diantara kabut. Nah! yang paling ga enak nih, kalau kita
berpegangan pada dahan yang berlumut, uih!
serasa menggenggam es.
Di hutan lumut ini juga kami ketemu bebepa asesoris hutan.
Ada anggrek hutan, (shit! sampe hari ini aku ngga punya buku
identifikasi tumbuhan,) nih ciri-cirinya:
-bunganya kecil berbentuk terompet
-warna bunga: ungu
-daun kurus lancip
Ada juga jamur, menurut ku kereeeeeen kali, karena aku suka sekali
warna orange.Ketemu juga sama beberapa species kantung semar
-Cie! sok tau, jangan-jangan cuma 1 spesies, cuma dalam
masa pertumbuhan yang berbeda-. (Biarin!).
Setelah hutan lumut, menjelang puncak kami berganti jenis hutan.
Khas puncak. Ngga ngerti sih! tapi jenisnya palem-paleman gitu,
ada juga rumput-rumput dan ilalangnya. (liat foto aja ya?).
Nah! tepat di saat mulai berganti hutan inilah kami sampai di
sebuah shelter. A perfect time and point to lunch.
Sudah jam 2 siang rupanya. Pantes kampung tengah sudah mulai
repot. Seperti makan siang pendakian umumnya,
kami makan roti, nutrisari, coklat dan permen. Kata Bang udin,
3 jam lagi sampai puncak. Semangat lagi deh! Baru aja mau
berangkat, kami kedatangan teman, mereka baru aja turun dari
pucuk angkasan. Setelah selidik-selidik, baru mereka berani
menunjukkan bawaaannya, tepatnya panenannya.
"Mereka udah seminggu diatas, baru panen". Kata bang Udin.
Kami lalu ditunjukkan isi goni-goni plastik itu.
Fualaa...!!! Eric langsung screaming ala fans Bob Marley!
Trus, Biasa! langsung foto-foto dengan barbut (barang bukti -red).
The last awesome 4 hours! kami disuguhkan panorama-panorama
yang amazing! punggungan yang berlapis-lapis, nothing but green
and blue. Agak lambat kami menyelesaikan chapter 4 ini. 3,5 jam.
Tertatih-tatih aku menuju pilar. Akhirnya! Finally! Jeng..jeng...
tibalah kami di Pilar Angkasan. Bang Udin dan Budin udah sampai
duluan mereka udah mulai mendirikan tenda dan "illegal logging"
untuk kayu bakar. Selesai api unggun dinner kami ngobrol-ngobrol
sambil nge-teh ngopi di sekitar api. Sayang, aku demam, jadi sisa
malam itu aku cuma dengar-dengar aja mereka yang lagi
'genye-genye' dan main batu domino.Ampuuun dinginnya,
mana ujan lagi. Jadilah kami semua cuma tidur-tidur ayam.
Selain aku, mereka begadang sampe jam 2 menyambut pergantian
tahun.
Happy New Year!!!!
Kali ini, aku melewatkan private evaluasi and wishes.
Tapi, sudah kubisikkan pada ranting-ranting dan langit cerah esok
harinya, kalau aku ingin jadi sesuatu tahun ini. Istilah Paulo Coelho
di Alkemis-nya "to fulfil your personal legend".
Subuh-subuh, Alarm Eric membangunkan tidur ayam ku. Mau lihat
sunrise tahun baru katanya. Sementara aku masih bergulung di
sleeping bag. Bisa tidur juga akhirnya. Jam 10, aku dan Yanti
menyiapkan sarapan. Masih berapi-unggun ria hasil illegal logging
bang Udin. Jam 11 kami meninggalkan Puncak. Jalan pulang ternyata
lebih memilukan (hu..hu..). Logikanya, naik terjal amat, pasti
turunnya terjal amat juga. Lutut lemes, tapak kaki lecet, pinggul
berceceran. Tapi kami lebih santai, bisa foto-foto Fauna.
Kami juga melewati sebuah gua vertikal pendek yang bermuara di
sungai. Gua ini didiami kelelawar dan harimau. Tapi tentu saja,
karena ini siang hari, kami hanya menjumpai kelelawar saja.
Sang "nenek" -sebutan untuk harimau- pastilah sedang bermain
bersama dayang-dayang di singgasananya.
Jam 3.30 kami tiba lagi di Tobacco Hut. Yippie! Mie sakura lagi.
Kali ini plus cabe yangpuedhesbanget (karena tidak pakai pupuk)
plus daun bawang. Busyeeet... Uenaaaak banget. Udara dingin begini!
Jam 4 kami bergerak turun lagi. dari sini 1 jam ke Sineubok Green.
Di jalan, kami sempat mengambil beberapa batang rotan-rotan kecil.
Yanti bilang ntar bisa buat gelang buat oleh-oleh.
Kali ini kami cuma singgah sebentar di Sineubok Green. Si Eric,
pake lagak mau mandi lagi. Beee! ga tau dia! siang aja super dingin
apalagi sore dan sudah mulai gelap begini. Benar saja! baru 5 menit
dia nyengar-nyengir balik ke Bungalow. Kami memutuskan untuk
bermalam dirumah Mr. Jaly saja. Capek kali soalnya. Jam 7.30 kami
sampai. Disana ada Manto yang sudah menunggu dengan senyum
manisnya. Langsung disuguhi kopi (uenak-banget) gayo.
Setelah bersih-bersih di kamar mandi (yang di aliri air sungai yang
tak henti-henti) ala kadarnya (busyet... how many times a month do
people around here take a bath in a day? dingin kaleee) kami tidur,
kali ini pulas.
Besok harinya kami hanya bermalas-malasan memanjakan badan.
Cuma Manto si gila foto yang jalan-jalan ke Blang Lopa, sebuah telaga
"surgawi" yang berjarak 4 km dari rumah Mr. Jaly.
Sorenya kami berangkat pulang ke Medan. My lovely hometown.
Perjalanan ini meninggalkan sesuatu di hatiku. Keakraban dan
keramahan masyarakat sekitar, yang tampaknya begitu rindu akan
lelangkah kaki tamu atau mereka biasa menyebutnya turis.
Mereka selalu mengundang kami ke rumahnya, yang aku tau
ukan basa-basi. Satu lagi yang kulihat, rumah Mr. Jaly pun tak pernah
sepi dari kedatangan orang-orang, sekadar minum kopi atau menghisap
rokok daun. Begitu akrab suasananya. Kalau tiba saatnya jam makan,
maka siapa yangada di rumah pasti juga ikut makan. Bukan aji mumpung,
itu ku tau dari istri Mr. Jaly, karena tadi pagi, waktu kami masih pulas,
ternyata Mr. Jaly sarapan di tempat tetangga. Itu memang hal yang biasa
di sana.
Ah! kalau saja lebih banyak yang mengerti lagu John Lennon "Imagine".
Mungkin secara sederhana, beginilah terapannya, isn't it Mr. Lennon?
Kompas USU 1:14 am January 9
Sunday, January 7, 2007
Kekasih ^_^
-udara.....
di antara pepohonan.
Romantis, kekasih, adalah gugurnya
d
a
u
n - daun.....
diakhir penghujan.
Matahari senja dibalik
pohon-pohon...
yang ditiup angin, kekasihku... adalah m e s r a . . .
Dan aku rindu melihat
bulan purnama
yang merah dan BESAR,
begitu besarnya hingga -terasabegitudekat- denganku.
Ketiadaanmu dipilih a l a m agar dia dapat
ku n i k m a t i...
lebih khusyu' dan dalam.
Dianggapnya kehadiranmu
adalah kuasa kabut bayang antara aku dan dia.
Tidaklah penat kurasa semua keajaiban ini
yang begitu menyentuh kalbu hatiku.
Pabila kau mendapati aku tepekur diantara gugurnya
daun-daun dibawah pohon-pohon yang bergoyang diantara
warna matahari senja...
kecuplah keningku, dan katakan cinta.
Medan, 12:01 5 Januari 2007
Friday, January 5, 2007
Gitar Taman
Seorang gitar sedang duduk di taman yang di penuhi bunga Iris.
Kemarin aku juga melihatnya di sana, tapi sedikit berbeda agaknya,
hari ini dia tidak memetik dawainya. Cuma melamun.
Memang sih, kemarin dia di temani teman cantiknya,
sambil makan sandwich yang di beli si cantik dari toko "de moiselle"
di seberang taman dekat museum.
Mungkin kemarin mereka baru jadian, karena, keduanya, dari tempat aku duduk,
bisa kulihat senyum kasmarannya.
Kemana ya si cantik? masa baru sehari dia udah sendiri lagi.
Mau nanya, tapi takut dia marah, tapi aku juga ngga rela kalau dia sedih.
Cuma dia gitar tampan yang ada di sekitar taman ini yang paling sering
membuat lagu, nada-nadanya pun selalu membuat kita terhanyut dalam hayal.
Demi semua pengunjung taman, aku datangi dia. Awalnya aku pura-pura
berjalan sambil memencet-mencet handphone ku supaya kedatanganku tidak
terlihat begitu di sengaja. Tepat 2 meter vertikal di hadapannya, aku menegur.
"Eh gitar? lagi disini?". Raut nya agak malas menjawab,
tapi masih ada signal "need a friend" di pipinya yang agak terangkat
setengah gelombang. "iya nih", tepat saat aku berada disampingnya.
Dia orang yang tertutup, sehingga aku hanya mereka-reka keajadian sebenarnya
dari beberapa kalimatnya. Dia cuma bilang kalau antara dia dan si cantik
sudah tidak cocok lagi. Aku ngga berani bertanya terlalu dalam.
Dengan lembut kurangkul dia, ku sentuh dawainya yang dingin.
"boleh aku memetik mu?". Dia tidak menjawab, hanya menaikkan setengah
gelombang pipinya lagi, kali ini diikuti dengan bibir.
Kupasang nada D. Karena biasanya nada ini sering dipakai untuk lagu balada.
Dia agak tersenyum, mungkin mengerti maksudku. Kutambah beberapa nada lagi dan lagi.
Sampai akhirnya malam, kuajak dia menginap di tempatku.
Sejak hari itu, kami sering berdua di taman Iris itu. Dengan sandwich tentunya.
Dan sampai hari ini, belum ada lagi senyum setengah gelombang dari kami berdua.
P.S : Mainkan nadamu, pilih lagumu, riangkan harimu.
Hidup ini adalah nada-nada.